Surgeon General AS: Media Sosial Dapat Membahayakan Kesehatan Mental Anak Muda, Terutama Gadis Remaja
Surgeon General AS, Vivek Murthy, peringatkan bahasa media sosial bagi remaja. (foto: twitter @Surgeon_General)

Bagikan:

JAKARTA - Surgeon General AS, Vivek Murthy, memperingatkan dalam sebuah laporan pada Selasa 23 Mei bahwa media sosial dapat secara serius membahayakan kesehatan mental anak muda, terutama gadis remaja. Ia pun menyerukan perlindungan dari perusahaan teknologi untuk anak-anak yang sedang mengalami tahap perkembangan otak yang kritis.

Vivek Murthy mengatakan bahwa meskipun media sosial menawarkan beberapa manfaat, ada "indikator yang cukup bahwa media sosial juga dapat merugikan kesejahteraan anak-anak."

"Kita sedang menghadapi krisis kesehatan mental nasional di kalangan anak muda, dan saya khawatir bahwa media sosial merupakan salah satu faktor penting dari krisis tersebut - yang harus kita tangani dengan segera," ujar Murthy, dikutip Reuters.

Penggunaan media sosial dapat menyebabkan dan memperburuk masalah citra tubuh, mempengaruhi pola makan dan kualitas tidur, serta menyebabkan perbandingan sosial dan rendahnya harga diri, terutama di kalangan gadis remaja. Hal ini muncul dalam laporan tersebut, mengutip hasil dari survei yang dilakukan di kalangan remaja.

Remaja yang menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di media sosial menghadapi risiko dua kali lipat mengalami masalah kesehatan mental yang buruk, seperti gejala depresi dan kecemasan, menurut laporan tersebut.

Sebagian besar remaja mengatakan bahwa media sosial membantu mereka merasa lebih diterima, lebih didukung dalam masa-masa sulit, lebih terhubung dengan teman-teman mereka, dan lebih kreatif, tambah laporan tersebut.

Laporan tersebut mengatakan bahwa para pembuat kebijakan harus memperkuat standar keamanan dengan cara yang meningkatkan manfaat-manfaat tersebut bagi anak-anak dari segala usia, sambil mencatat bahwa konten yang tidak pantas dan berbahaya tetap mudah diakses oleh anak-anak.

Perusahaan teknologi harus mematuhi batasan usia untuk mengendalikan akses ke platform media sosial, dan transparan mengenai data mengenai dampak produk mereka pada anak-anak, desak laporan tersebut.

Algoritma dan desain platform harus berusaha memaksimalkan potensi manfaat dari media sosial daripada fitur-fitur yang dirancang untuk membuat pengguna menghabiskan lebih banyak waktu di dalamnya, demikian disebutkan dalam laporan tersebut.

"Prinsip pertama dalam pelayanan kesehatan adalah tidak merugikan - itu adalah standar yang sama yang harus kita terapkan pada platform-platform media sosial," kata Saul Levin, CEO American Psychiatric Association.

Laporan ini mencakup saran-saran mengenai apa yang dapat dilakukan oleh orang tua, perusahaan teknologi, serta anak-anak dan remaja untuk menghindari risiko berbahaya dan membuat pengalaman media sosial lebih positif.

Saran-saran tersebut meliputi pembuatan rencana media keluarga, mendorong persahabatan tatap muka, berbicara dengan anak-anak tentang bagaimana mereka menghabiskan waktu online, dan mendorong mereka untuk mencari bantuan jika diperlukan.

Laporan tersebut juga mencakup pengingat mengenai 988 Suicide and Crisis Lifeline baru "jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami krisis kesehatan mental."

Dalam era di mana media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan anak muda, laporan ini menyoroti pentingnya memahami dan mengatasi dampak negatif yang dapat ditimbulkannya. Dengan mendorong perlindungan anak-anak, transparansi perusahaan teknologi, dan kebijakan yang memperkuat standar keamanan, diharapkan dapat mengurangi dampak buruk media sosial pada kesehatan mental anak muda.

Tingkat partisipasi dan peran orang tua, pengajar, serta pembuat kebijakan dalam menyediakan panduan dan dukungan yang tepat bagi anak-anak sangat penting untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif media sosial dan memastikan pengalaman online yang lebih positif dan sehat.