Adobe Tambahkan Teknologi Kecerdasan Buatan untuk Membuat Gambar dalam Photoshop
Adobe Inc. menambahkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar dalam Photoshop. (foto: dok. pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Adobe Inc. pada Selasa 23 Mei mengumumkan bahwa mereka sedang menambahkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan gambar dalam Photoshop, perangkat lunak unggulan mereka untuk mengedit gambar.

Perusahaan yang berbasis di San Jose, California ini mengatakan bahwa ini adalah awal dari upaya besar untuk menambahkan teknologi AI tersebut ke rangkaian program mereka yang ditujukan untuk para profesional kreatif.

Sementara program seperti Dall-E dari OpenAI telah menarik minat publik dengan mengubah teks menjadi gambar, namun mereka belum banyak digunakan oleh perusahaan besar karena pertanyaan hukum seputar data yang digunakan untuk mengembangkan sistem tersebut.

Adobe berusaha untuk mengatasi kekhawatiran tersebut dengan sebuah sistem teknologi inti yang mereka sebut Firefly, yang secara khusus dibuat dengan menggunakan data gambar yang legal dan dapat digunakan di lingkungan komersial.

Adobe telah menguji sistem ini selama sekitar enam minggu di sebuah situs web independen, dan pada Selasa mereka mengumumkan bahwa mereka akan menambahkan fitur-fitur berdasarkan teknologi tersebut ke dalam Photoshop, mungkin merupakan produk yang paling dikenal dari perusahaan ini.

Salah satu fitur baru yang akan ditambahkan disebut "Generative Fill" yang akan memungkinkan pengguna untuk memperluas gambar asli yang terpotong terlalu dekat dengan konten yang dihasilkan oleh komputer, atau menambahkan fitur berdasarkan deskripsi teks.

Misalnya, fitur ini dapat mengambil gambar sebatang bunga dan mengubahnya menjadi ladang bunga dengan pegunungan di belakangnya.

Ely Greenfield, kepala teknologi untuk media digital di Adobe, mengatakan bahwa tujuan dari alat ini bukan untuk menggantikan seniman grafis, tetapi untuk membuat mereka lebih cepat dalam menciptakan gambar baru dari berbagai ide. Di masa lalu, mereka harus menghabiskan waktu berjam-jam mencari arsip foto dan menyatukan potongan-potongan gambar yang ada dengan tangan.

"Ini benar-benar mempercepat pekerjaan produksi tersebut," kata Greenfield, dikutip Reuters.