Hyundai dan Kia Setuju Pembayaran Damai 200 Juta dalam Kasus Tuntutan Aksi Pencurian Mobil yang Viral di TikTok
Tantangan pencurian mobil Hyundai di TikTok merugikan konsumen. (foto: twitter @Hyundai )

Bagikan:

JAKARTA - Hyundai dan Kia telah menyetujui pembayaran damai sebesar 200 juta dolar AS (Rp2,9 triliun) yang berasal dari kasus tuntutan class-action terkait dengan serentetan pencurian mobil yang terinspirasi oleh tantangan viral di media sosial TikTok.

Tantangan yang dikenal sebagai "Kia Challenge" di platform media sosial tersebut telah menyebabkan ratusan pencurian mobil di seluruh negara, termasuk setidaknya 14 kecelakaan yang dilaporkan dan delapan kematian, menurut Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA).

Para pencuri yang dikenal sebagai "Kia Boyz" akan memposting video-instruksi di YouTube dan TikTok tentang cara melewati sistem keamanan kendaraan menggunakan alat se-sederhana kabel USB.

Pencurian tersebut dilaporkan mudah dilakukan karena banyak kendaraan Hyundai dan Kia yang diproduksi antara tahun 2015 hingga 2019 tidak dilengkapi dengan immobilizer elektronik yang mencegah pencuri untuk dengan mudah masuk dan melewati sistem pengapian. Fitur tersebut merupakan perlengkapan standar pada hampir semua kendaraan dari periode yang sama yang diproduksi oleh produsen lain.

Penyelesaian ini hanya berlaku untuk sekitar 9 juta kendaraan yang tidak dilengkapi dengan tombol start/stop dan immobilizer anti-pencurian. Pada bulan Februari, perusahaan-perusahaan tersebut juga menawarkan pembaruan perangkat lunak gratis untuk memperpanjang durasi suara alarm dari 30 detik menjadi satu menit dan memerlukan adanya kunci pada sakelar pengapian untuk menyalakan kendaraan.

Menurut Reuters, penyelesaian ini juga mencakup hingga 145 juta dolar AS (Rp2,1 triliun)  untuk kerugian yang dialami konsumen akibat mobil mereka dicuri.

"Kami menghargai kesempatan ini untuk memberikan dukungan tambahan bagi pemilik kendaraan kami yang terkena dampak dari aktivitas kriminal yang semakin meningkat dan persisten yang menargetkan kendaraan kami," kata Jason Erb, Kepala Legal Officer Hyundai Motor North America, dalam sebuah pernyataan. "Keamanan pelanggan tetap menjadi prioritas utama."

Belum ada pencatatan nasional tentang berapa banyak kendaraan Hyundai dan Kia yang telah dicuri, tetapi data dari beberapa kota memberikan gambaran tentang seberapa viralnya tren ini. Misalnya, di Milwaukee, polisi melaporkan bahwa 469 mobil Kia dan 426 mobil Hyundai dicuri pada tahun 2020. Angka tersebut melonjak pada tahun berikutnya menjadi 3.557 mobil Kia dan 3.406 mobil Hyundai, menurut NPR.

Upaya Hyundai dan Kia untuk memperbaiki masalah ini belum merata. Tahun lalu, perusahaan otomotif tersebut mengatakan bahwa mereka akan membebankan pemilik setidaknya 170 dolar AS (Rp2,5 JUTA) untuk kit keamanan guna memperbaiki masalah ini. Namun, dengan biaya pemasangan dan tenaga kerja, biaya tersebut bisa mencapai 500 dolar AS (Rp7,4 juta).