JAKARTA - OpenAI baru saja mengumumkan akan membayar peneliti keamanan hingga 20.000 dolar AS (Rp298 jutaan) yang dapat menemukan kerentanan dalam sistem kecerdasan buatannya (AI).
Melalui OpenAI Bug Bounty program, peneliti keamanan yang terdaftar akan ditawarkan hadiah berdasarkan tingkat keparahan bug yang mereka laporkan.
Hadiah yang diberikan mulai dari 200 dolar AS (Rp2,9 jutaan) untuk tingkat keparahan terendah dan yang luar biasa akan mendapatkan Rp298 jutaan.
Mereka dapat melaporkannya melalui platform keamanan crowdsourced Bugcrowd. Menurut perincian, OpenAI mengundang peneliti untuk meninjau fungsionalitas tertentu dari ChatGPT dan kerangka kerja bagaimana sistem perusahaan berkomunikasi dan berbagi data dengan aplikasi pihak ketiga.
OpenAI menyatakan, program ini bertujuan untuk memberikan wadah keahlian dan kewaspadaan yang dimiliki peneliti keamanan, dengan harapan akan berdampak langsung untuk menjaga keamanan sistem dan pengguna.
"Program Bounty Bug OpenAI adalah cara bagi kami untuk mengenali dan menghargai wawasan berharga dari peneliti keamanan yang berkontribusi untuk menjaga keamanan teknologi dan perusahaan kami," ujar OpenAI dalam postingan blog perusahaan, dikutip Rabu, 12 April.
"Kami mengundang Anda untuk melaporkan kerentanan, bug, atau kelemahan keamanan yang Anda temukan di sistem kami. Dengan membagikan temuan Anda, Anda akan memainkan peran penting dalam membuat teknologi kami lebih aman bagi semua orang," imbuhnya.
Sebagai informasi, masalah yang terkait dengan konten permintaan dan respons model benar-benar di luar dari program ini, serta tidak akan diberi imbalan kecuali jika memiliki dampak keamanan tambahan yang dapat diverifikasi secara langsung pada layanan dalam cakupan.
BACA JUGA:
Masalah keselamatan yang berada di luar ruang lingkup program ini, meliputi jailbreak atau safety bypass, membuat model mengatakan hal-hal buruk, membuat model memberi tahu cara melakukan hal-hal buruk, dan mendapatkan model untuk menulis kode berbahaya.
Langkah ini dilakukan OpenAI usai bulan lalu mengungkapkan kebocoran data pembayaran ChatGPT, dituduhkan perusahaan pada bug di pustaka sumber terbuka klien Redis yang digunakan oleh platformnya.
Karena bug tersebut, pelanggan ChatGPT Plus mulai melihat alamat email pengguna lain di halaman langganan mereka. Mengikuti aliran laporan pengguna yang meningkat, OpenAI menjadikan bot ChatGPT offline untuk menyelidiki masalah, seperti dilansir dari BleepingComputer.