Maps Jadi Sarang Informasi Palsu dan Penipuan, Google Tak Tinggal Diam!
Google Maps, salah satu aplikasi yang paling sering dibutuhkan untuk menavigasi jalan. (foto : dok. google)

Bagikan:

JAKARTA - Google Maps, salah satu aplikasi yang paling sering dibutuhkan untuk menavigasi jalan ternyata kerap dipenuhi dengan informasi palsu, dan rata-rata banyak scammer yang mencoba menjatuhkan bisnis.

Aplikasi tersebut tidak hanya menyoal navigasi atau menjelajahi dunia, hadir juga konten kontribusi, seperti video, ulasan, dan peringkat yang dapat membantu pengguna menemukan restoran terbaik di kota atau bisnis lainnya.

Konten yang dikontribusikan memang sangat membantu, tetapi terkadang scammer memposting konten penipuan untuk keuntungan uang.

Perusahaan tidak tinggal diam melihat hal ini, dengan bantuan model pembelajaran mesin untuk mengungkap pola penyalahgunaan baru, yang dapat bekerja secara otomatis dan manual canggih, Google berhasil memblokir atau menghapus lebih dari 115 juta ulasan yang melanggar kebijakan, dengan sebagian besar dari ulasan tersebut diketahui sebelum dilihat pada 2022.

Berkat model yang diperbarui itu, Google juga menghapus lebih dari 20 persen lebih banyak ulasan palsu daripada yang kami lakukan pada 2021.

"Teknik kami memblokir atau menghapus lebih dari 200 juta foto dan 7 juta video yang buram, berkualitas rendah, atau melanggar kebijakan konten kami," ujar Direktur Teknik, Konten Buatan Pengguna, Ashish Gupta, dikutip dari blog resmi Google, Senin, 3 April.

Gupta menambahkan, sistem otomatis itu mendeteksi peningkatan mendadak pada Profil Bisnis dengan situs web yang diakhiri dengan .design atau .top sesuatu yang akan sulit dikenali secara manual di jutaan profil.

"Tim analis kami dengan cepat mengonfirmasi bahwa situs web ini palsu — dan kami dapat menghapusnya serta menonaktifkan akun terkait dengan cepat," kata Gupta.

Selain itu, Google turut menghentikan 20 juta upaya untuk membuat Profil Bisnis palsu, yang meningkat 8 juta dibandingkan 2021. Perlindungan untuk lebih dari 185.000 bisnis setelah mendeteksi aktivitas yang mencurigakan dan upaya penyalahgunaan juga diterapkan perusahaan.

Lebih lanjut, raksasa teknologi tersebut juga membagikan cara yang dilakukan oleh scammer untuk menipu di Google Maps. Mereka melapisi nomor telepon yang tidak akurat di atas foto yang disumbangkan, dengan harapan dapat mengelabui korban yang tidak menaruh curiga agar menelepon penipu alih-alih bisnis yang sebenarnya.

Google menyatakan, model pembelajaran mesin barunya dapat mengenali angka yang dihamparkan pada gambar kontribusi dengan menganalisis detail visual tertentu dan tata letak foto.

"Dengan model ini, kami berhasil mendeteksi dan memblokir sebagian besar gambar penipuan dan pelanggaran kebijakan ini sebelum dipublikasikan," tutup Gupta.