JAKARTA - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan saat ini sedang melakukan investigasi terkait dugaan kebocoran data yang dilakukan hacker Bjorka.
"Terkait informasi tentang adanya peretasan data BPJS Ketenagakerjaan, saat ini kami segera melakukan koordinasi dan investigasi detail yang juga melibatkan beberapa pihak," ungkap Deputi Bidang Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Oni Marbun kepada VOI, Selasa, 14 Maret.
"BPJS Ketenagakerjaan saat ini bekerja sama dengan BSSN dan Kominfo untuk melakukan investigasi," imbuhnya.
Berdasarkan contoh data yang disebarkan, Oni mengaku pihaknya sedang melakukan verifikasi terhadap validitas data yang diklaim sebagai data peserta BPJS Ketenagakerjaan.
Namun, sejauh ini dugaan sementara dari proses investigasi tersebut menyatakan, data yang diperoleh Bjorka bukan berasal dari BPJS Ketenagakerjaan.
"Dari proses investigasi yang masih terus berlangsung ini dugaan sementara kebocoran data bukan dari BPJS Ketenagakerjaan," tegas Oni.
Meski begitu, Oni menyadari, jika peretasan ini benar terbukti, pihaknya akan bertanggung jawab dan melakukan penguatan keamanan pada sistem mereka.
"Kami juga akan melakukan langkah preventif penguatan sistem keamanan teknologi informasi terhadap potensi gangguan data dengan peningkatan proteksi dan ketahanan sistem," ujar Oni.
"Sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai pengelola data peserta, kami menindaklanjuti kabar ini secara serius. Update perkembangan tentang kejadian ini akan kami laporkan kepada publik secara berkala," tambahnya.
BACA JUGA:
Diketahui sebelumnya, hacker fenomenal itu kembali merenggut korban setelah menghilang berbulan-bulan, yang tak lain adalah BPJS Ketenagakerjaan.
Dalam unggahan Bjorka di forum Breached pada Minggu, 12 Maret kemarin, dia menunjukkan telah mendapatkan 19.564.922 data dari anggota BPJS Ketenagakerjaan yang terdiri dari Nomor Induk Kependudukan (NIK), nama, email, nomor ponsel, alamat, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, tempat bekerja dan lainnya.
Selain itu, Bjorka juga sengaja memberikan 100.000 data dari Provinsi Aceh sebagai sampel secara gratis. Namun, selebihnya dia menjual 10.000 dolar AS setara Rp153 jutaan dan hanya menerima pembayaran dalam bentuk Bitcoin.
"IF YOU WANT TO BUY MY DATABASES, JUST PM ME ON BF OR CONTACT ME ON TELEGRAM WITH THE FOLLOWING FORMAT: "I WANT TO BUY DATA [DATA NAME]". OTHER THAN USING THAT FORMAT I WILL IGNORE BECAUSE I RECEIVE A LOT OF SPAM ON TELEGRAM. BECAUSE THE PREVIOUS CHANNEL HAS BEEN CLOSED AGAIN BY TELEGRAM AND THIS HAS HAPPENED 5 TIMES, PLEASE JOIN MY NEWEST TELEGRAM CHANNEL BY VISITING MY WEBSITE
https://bjork.ai," tulis Bjorka dalam forum tersebut.