Bagikan:

JAKARTA - Twitter Inc mengalami penurunan pendapatan dan pendapatan yang disesuaikan untuk Desember tahun lalu, sekitar 40 persen dari tahun ke tahun (YoY). Hal ini terjadi setelah banyak pengiklan meninggalkan platform media sosial itu.

Perginya pengiklan dari Twitter sebagian besar disebabkan karena media sosial itu telah diakuisisi oleh Elon Musk pada 27 Oktober. Mereka menyatakan kekhawatiran atas berbagai kebijakan baru yang akan dibuat Musk.

Pada saat itu, menurut data firma riset periklanan Standard Media Indeks, perusahaan langsung mengalami penurunan 71 persen dalam bisnis iklannya selama Desember.

Terlebih, semenjak pengambil alihan Musk itu, dia kerap berbicara tentang kemungkinan adanya kebangkrutan pada Twitter.

Karenanya, Twitter tercatat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap 3.700 karyawan pada awal November dalam rangka perampingan budget.

Kemudian, terus berlanjut hingga minggu ini dikabarkan Musk kembali memecat 200 karyawannya lagi.

Namun, bulan lalu Musk telah melakukan pembayaran bunga pertamanya atas utang 12,5 miliar dolar AS (Rp190 triliun) yang digunakan Musk untuk menjadikan perusahaan itu pribadi tahun lalu, seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu, 4 Maret.

Twitter telah berusaha bangkit dari keterpurukan, dengan menghadirkan berbagai fitur berbayar di layanan premiumnya, Twitter Blue.

Seperti Edit Tweet, di mana pengguna dapat mengubah Tweet yang sudah dipublikasikan dalam jangka waktu 30 menit setelah terunggah.

Ada juga Foto Profil NFT, pengguna dapat memamerkan NFT milik mereka dalam gambar profil berbentuk heksagon di akun Twitter.

Bahkan dengan Twitter Blue, pengguna juga dapat menge-Tweet hingga 4.000 karakter. Tweet lebih panjang juga bisa ditulis di Kutipan atau balasan.