Bagikan:

JAKARTA - Ilmuwan paleontologi di Rusia berhasil menemukan fosil langka dari serangga seperti earwig (cocopet) yang tertutup serbuk sari, dan mungkin beberapa penyerbuk tanaman pertama di dunia.

Dikenal sebagai Tillyardembiids, spesies ini ditemukan di sebuah laguna dekat desa Chekarda, Rusia, sekitar 1.600 km dari Moskow.

Tillyardembiids itu berasal dari era Paleozoikum sekitar 280 juta tahun yang lalu, ditemukan tertutup serbuk sari dari tanaman penghasil biji yang tidak berbunga, dikenal sebagai gymnospermae.

Gymnospermae muncul 150 hingga 250 juta tahun lalu jauh sebelum tanaman berbunga menjadi lebih umum, sekitar 50 hingga 100 juta tahun yang lalu karena peningkatan penyerbuk membantu mengubah keanekaragaman kehidupan terestrial di Bumi.

Temuan mereka, dikatakan para ilmuwan mendahului serangga yang tertutup serbuk sari paling awal dan diketahui selama 120 juta tahun.

Penelitian yang dipublikasikan di Biology Letters, ilmuwan dari Rusia dan Polandia mengakui tidak dapat mengetahui apakah serangga purba yang mereka temukan itu berkontribusi pada penyerbukan pada periode Permian.

Tetapi dengan memakan serbuk sari dan menutupi diri mereka dengan biji-bijian makhluk itu adalah prekursor evolusioner yang saling menguntungkan.

"Penemuan kami menyoroti evolusi awal penyerbukan serangga. Ini memberikan bukti langsung dari penyebaran serbuk sari oleh serangga Paleozoikum," ungkap seorang peneliti senior di Institut Paleontologi, Akademi Sains Rusia di Moskow, Dr Alexander Kramov dalam sebuah pernyataan kepada kantor berita PA, dikutip dari Metro, Kamis, 2 Maret.

Lebih lanjut, Khramov dan rekan-rekannya menemukan Tillyardembiids memiliki gumpalan serbuk sari di kepala, badan, dan kaki mereka, yang di bawah mikroskop fluoresen tampak seperti pernak-pernik Natal.

Dia menyatakan fosil seperti ini jarang ditemukan. Mereka juga percaya perilaku Tillyardembiids ini dapat dilihat sebagai pendahulu penyerbukan serangga.

"Bebatuan pembawa serangga di Chekarda diendapkan di dasar laguna kuno sekitar 280 juta tahun yang lalu, pada awal periode Permian (periode terakhir era Paleozoikum). Ini adalah masa ketika ambar dengan inklusi serangga tidak ada. Benar-benar tidak terduga untuk menemukan bahwa serbuk sari dapat diawetkan pada permukaan tubuh serangga Paleozoikum yang diratakan di bebatuan," ujar Khramov.

Namun, Khramov menilai dari komposisi serbuk sari, Tillyardembiids hanya pernah mengunjungi tanaman inang pada kisaran sempit tetapi membawa serbuk sari mereka dalam jumlah besar.

Penemuan fosil baru-baru ini menunjukkan penyerbuk serangga dan gymnospermae mungkin telah berevolusi jauh sebelum munculnya tumbuhan berbunga. Para ilmuwan mengatakan tidak pasti apakah Tillyardembiids adalah konsumen serbuk sari atau berkontribusi pada penyerbukan.

"Tillyardembiids memiliki sayap, sehingga mereka dapat menyebarkan serbuk sari dengan lebih efektif. Kita tidak bisa kembali ke mesin waktu untuk mengamati apakah serangga ini melakukan penyerbukan atau tidak," jelas Khramov.

"Bahkan jika mereka menyerbuki gymnosperma kuno sepanjang hari, tidak ada cara untuk membuktikannya dengan pasti melalui paleontologi. Siapa tahu, mungkin mereka hanya melahap serbuk sari, dan tumbuhan tidak mendapat manfaat darinya?," imbuhnya.

Meski begitu, Khramov dan rekan-rekanya bersepakat untuk berpendapat ada alasan yang bisa dipercaya, serangga purba ini bisa jadi penyerbuk.