Chainlink Luncurkan Platform Anyar Bernama Chainlink Functions, Bakal Berpengaruh ke Koin LINK?
Chainlink luncurkan platform anyar. (Foto; Dok. Cointral)

Bagikan:

JAKARTA - Chainlink, jaringan blockchain yang dibangun di atas jaringan Ethereum, dilaporkan segera meluncurkan platform baru untuk menghubungkan antara API Web 2.0 dan aplikasi web 3.0. Platform tersebut bernama Chainlink Functions.

Platform baru ini akan memungkinkan pengembang untuk dengan cepat membangun komputasi yang dapat disesuaikan pada API Web 2.0, yang diharapkan akan membantu dalam adopsi Chainlink, yang fokusnya adalah pada ruang smart contract. Informasi saja, smart contract adalah program komputer yang dirancang untuk mengeksekusi kontrak secara otomatis ketika melakukan transaksi aset digital berbasis blockchain.

Selain itu, tim inti blockchain juga berencana untuk memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) dalam kasus penggunaannya. Menurut Chief Product Officer Chainlink Labs, Kemal El Moujahid, platform baru ini akan memfasilitasi aktivitas di API Web 2.0 dalam hitungan menit dan memungkinkan penggunaan lingkungan kerja yang memadukan smart contract dan API Web 2.0.

Dengan target 30 juta pengembang di seluruh dunia, platform baru ini akan membuka peluang besar untuk pengembangan aplikasi yang menggabungkan smart contract dan Web 2.0. Pengembang juga dapat terhubung ke Amazon Web Services (AWS) dan Meta serta Google Cloud

"Apa yang tercipta dari hal ini adalah peluang besar untuk membangun aplikasi yang menggabungkan yang terbaik dari kontrak pintar dan Web 2.0," ujar Chief Product Officer Chainlink Kemal El Moujahid, dikutip Coingape.

Sebagai informasi tambahan, API Web 2.0 adalah interface yang memungkinkan interaksi antara pengguna dan aplikasi web 2.0. Contoh dari API web 2.0 termasuk Google Maps API, Twitter API, dan YouTube API.

Penggunaan API ini memungkinkan aplikasi web 2.0 untuk mengakses data dari layanan lain dan mengintegrasikan fitur-fitur yang disediakan oleh layanan tersebut ke dalam aplikasi mereka. Sebagai contoh, aplikasi jejaring sosial seperti Facebook memanfaatkan Twitter API untuk mengizinkan pengguna mengunggah tweet mereka ke Facebook.

Sementara itu, aplikasi web 3.0 adalah pengembangan lanjutan dari aplikasi web 2.0 yang didukung oleh teknologi blockchain. Aplikasi web 3.0 memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara langsung dengan kontrak pintar pada jaringan blockchain, seperti Ethereum. Contoh dari aplikasi web 3.0 termasuk platform DeFi (Decentralized Finance) dan pasar NFT (Non-Fungible Tokens).

Dalam DeFi, pengguna dapat memanfaatkan kontrak pintar untuk mengakses layanan keuangan seperti peminjaman dan penawaran likuiditas tanpa harus melalui pihak ketiga. Sedangkan pada pasar NFT, pengguna dapat membeli, menjual, dan memperdagangkan aset digital unik seperti seni digital dan koleksi langka.

API Web 2.0 dapat memainkan peran penting dalam aplikasi web 3.0. Platform seperti Chainlink Functions memungkinkan pengembang untuk membangun hubungan antara API Web 2.0 dan aplikasi web 3.0, sehingga memungkinkan pengguna aplikasi web 3.0 untuk mengakses data dan layanan dari layanan Web 2.0.

Misalnya, pengguna aplikasi DeFi dapat menggunakan API dari layanan keuangan tradisional seperti PayPal atau Stripe melalui platform Chainlink Functions. Hal ini dapat membantu aplikasi web 3.0 lebih mudah diakses dan diterima oleh pengguna yang lebih luas.

Saat penulisan, harga koin LINK diperdagangkan di level Rp112.371. Harga LINK mengalami penurunan sebesar 4,7 persen dalam 24 jam terakhir menurut data Coinmarketcap.