JAKARTA - Korea Selatan baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk meluncurkan layanan jaringan 6G pada 2028, dua tahun lebih cepat dari jadwal, karena berusaha untuk mendapatkan keunggulan awal dalam frekuensi nirkabel di masa depan.
Kementerian Teknologi Informasi dan Komunikasi Korea Selatan mengumumkan pada Senin 20 Februari, akan meluncurkan layanan jaringan 6G sendiri dengan menggunakan teknologi kelas dunia. Akan hadir juga perangkat lunak canggih serta berencana memperkuat rantai pasokan jaringannya.
Studi kelayakan yang meneliti teknologi inti 6G sedang berlangsung. Proyek ini bernilai 625,3 miliar won atau setara Rp7,2 triliun.
Untuk mendorong rencana itu, pemerintah Korea Selatan akan memberi insentif kepada perusahaan lokal agar dapat memproduksi bahan, suku cadang, dan peralatan untuk teknologi 6G di dalam negeri.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan RAN terbuka yang kompatibel dengan perangkat seluler apa pun dan memungkinkan operator seluler dan perusahaan menawarkan layanan fleksibel, yang nantinya bisa digunakan untuk menyebarkan jaringan 6G segera setelah diumumkan.
BACA JUGA:
Dengan inisiatif ini, Korea Selatan bertujuan untuk mengalahkan seluruh dunia dalam hal teknologi 6G. Negara tersebut adalah ekonomi terbesar keempat di Asia dan menyumbang 25,9 persen dari paten 5G pada 2022, kedua setelah China (26,8 persen).
Sebagai perbandingan, perkembangan teknologi 4G sebelumnya lebih banyak didominasi oleh perusahaan Amerika Serikat (AS) dan Eropa.
Namun, pemerintah Korea Selatan berharap dapat menembus 30 persen atau lebih dalam paten 6G di antara para pesaing, seperti dikutip dari GizmoChina, Rabu, 22 Februari.