JAKARTA - Saturnus cukup berbeda dari planet lainnya, memiliki cincin sangat indah yang melingkar di tubuhnya. Tetapi, cincin itu memiliki jari-jari aneh yang kadang muncul sesekali.
Teleskop Luar Angkasa Hubble memiliki kesempatan untuk mempelajari keanehan cincin ini secara lebih rinci dan para peneliti berharap mereka dapat mempelajari lebih lanjut tentang apa yang menyebabkan itu terjadi.
Bintik-bintik di cincin ini bisa terang atau gelap dan terlihat seperti gumpalan atau garis yang membentang secara radial keluar dari planet. Selain itu, cincin tersebut juga bisa muncul dalam siklus reguler yang terkait dengan ekuinoks planet, yakni waktu di mana siang dan malam memiliki panjang yang sama di seluruh Saturnus karena Matahari berada tepat di atas khatulistiwa.
Jari-jari tersebut pertama kali diketahui oleh misi Voyager yang melintas pada 1980-an, dan sejak itu terlihat tepat sebelum dan sesudah ekuinoks. Sebagai contoh, Bumi mengalami dua ekuinoks setiap tahun, dan hal yang sama berlaku di Saturnus.
Tetapi karena planet itu berada lebih jauh di orbitnya dan tahunnya jauh lebih lama, ekuinoksnya hanya terjadi sekali setiap 15 tahun Bumi. Ekuinoks musim gugur Saturnus berikutnya akan datang pada Mei 2025, jadi para peneliti akan menggunakan Teleskop Hubble untuk mengamati planet dan cincinnya pada saat itu.
“Berkat program Warisan Atmosfer Planet Luar Hubble (OPAL), yang membangun arsip data di planet-planet tata surya luar, kami akan memiliki waktu lebih lama untuk mempelajari jari-jari Saturnus musim ini daripada sebelumnya,” ujar kepala program OPAL dalam sebuah pernyataan.
Tentu saja, itu adalah kabar baik karena meskipun para peneliti tahu mereka akan melihat jari-jari sekitar waktu ini, mereka tidak tahu persis kapan mereka akan mulai muncul.
BACA JUGA:
“Terlepas dari pengamatan yang sangat baik selama bertahun-tahun oleh misi Cassini, awal dan durasi yang tepat dari musim bicara masih tidak dapat diprediksi, seperti memprediksi badai pertama selama musim badai,” jelas Simon.
Jari-jari saat ini tampak seperti dua noda abu-abu di dalam cincin di sebelah kiri planet dan meski memudar, para peneliti berharap untuk melihat lebih banyak dalam beberapa bulan mendatang.
Asal usul jari-jari, menurut teori saat ini adalah mereka terkait dengan medan magnet Saturnus, karena partikel bermuatan dari Matahari berinteraksi dengannya sedemikian rupa sehingga dapat mengisi partikel di dalam cincin, menggeser partikel ini keluar dari tempatnya dengan sisa struktur cincin.
Tetapi para peneliti perlu melakukan lebih banyak penelitian untuk memastikan teori ini, dan untuk mengetahui apakah jari-jari serupa dapat terjadi di planet lain yang juga memiliki cincin, seperti Neptunus atau Jupiter. Demikian dikutip dari Digital Trends, Selasa, 14 Februari.