JAKARTA – TikTok kembali menarik minat konten kreator untuk tetap setia pada platformnya, dengan mengerjakan fitur baru yang dijuluki paywall. Fitur ini dapat digunakan konten creator untuk menetapkan harga pada setiap konten eksklusif mereka.
Dilaporkan pertama kali oleh The Information, penggemar dari konten kreator itu sendiri harus membayar 1 dolar AS (Rp15 ribuan) atau biaya lainnya yang ditetapkan kreator untuk menonton video mereka.
Dengan fitur ini, konten kreator dapat membuat konten eksklusif dan penggemar akan membayar untjk menontonnya. Meskipun tidak jelas bagaimana sistem akan bekerja, fitur tersebut akan membantu konten kreator mendapatkan keuntungan langsung dari konten eksklusif mereka.
Sejatinya, strategi ini sudah dicoba oleh media sosial lain seperti Instagram lebih dahulu dalam upaya membujuk konten kreator untuk tetap menggunakan platformnya.
Di media sosial milik Meta itu, kreator dapat membagikan unggahan khusus pelanggan, Reels, Stories, dan konten lainnya yang tidak tersedia untuk pengikut lain.
Lebih lanjut, TikTok juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah Creator Fund di tengah keluhan tentang pembayaran yang rendah. Idenya adalah membayar lebih banyak kepada konten kreator daripada versi aslinya.
BACA JUGA:
TikTok telah mempertimbangkan untuk menaikkan persyaratan di mana kreator yang memiliki 100.000 pengikut dapat berpartisipasi. Dana tersebut mungkin juga akan memberi penghargaan kepada pengguna yang memproduksi video berdurasi lebih panjang hingga 10 menit.
“Kami berkomitmen untuk mengeksplorasi cara baru untuk menciptakan pengalaman yang berharga dan bermanfaat bagi komunitas pencipta TikTok,” ujar juru bicara TikTok Zachary Kizer, yang dikutip dari The Verge, Selasa, 14 Februari.
“Di TikTok, siapa pun bisa menjadi pencipta dan semua orang dapat menikmati hiburan dari pencipta kami yang menginspirasi, dan kami bertujuan untuk terus berinovasi dalam pengalaman ini sehingga orang dapat mengekspresikan diri, menemukan komunitas mereka, dan mendapatkan penghargaan atas kreativitas mereka,” imbuhnya.
Fitur-fitur yang dilaporkan dalam pengembangan itu dimaksudkan untuk memberi insentif dan memperbanyak konten kreator ke dalam platformnya.
Namun, TikTok saat ini tengah menghadapi berbagai larangan akses di perangkat pemerintah AS dan negara bagiannya atas kekhawatiran pemerintah China dapat menggunakan aplikasi tersebut untuk memata-matai dan melakukan propaganda. Tetapi perusahaan itu telah lama membantah tuduhan tersebut.