JAKARTA - Satu lagi dari perusahaan teknologi yang memangkas para pekerjanya, Zoom. Aplikasi video konferensi yang sempat melejit namanya ketika pandemi COVID-19 memuncak.
Zoom dikatakan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 1.300 karyawannya, yang memengaruhi 15 persen tenaga kerjanya.
Langkah ini diklaim sebagai respons pertumbuhan pengguna yang melambat dan keuntungan yang juga turun terus-menerus.
"Ketika dunia beralih ke kehidupan pasca-pandemi, kami melihat bahwa orang dan bisnis terus mengandalkan Zoom," ungkap CEO Zoom Eric Yuan dalam pesan kepada karyawan yang dibagikan oleh perusahaan.
Ekonomi Global
"Tetapi ketidakpastian ekonomi global, dan pengaruhnya terhadap pelanggan kami, berarti kami perlu mengambil upaya keras, namun penting untuk mengatur ulang diri kami sendiri sehingga kami dapat mengatasi lingkungan ekonomi, memberikan pelanggan kami dan mencapai jangka panjang Zoom," imbuhnya.
Untuk berlaku adil, Yuan menambahkan dia akan mengurangi gajinya sebesar 98 persen di tahun fisikal dan para pemimpin lainnya juga akan mengambil pemotongan gaji sebesar 20 persen dan bonus akan dihilangkan, karena perusahaan berfokus untuk memastikan dapat mengatasi perlambatan.
PHK, dikatakan Yuan akan memengaruhi setiap bagian dari perusahaan dan ditujukan untuk mengurangi peran duplikasi serta memfokuskan kembali pada prioritas utama perusahaan, seperti dikutip dari BBC Internasional, Rabu, 8 Februari.
Zoom memperkirakan restrukturisasi akan menelan biaya 50 juta dolar AS hingga 68 juta dolar AS, dengan staf yang terkena dampak akan menerima gaji selama 16 minggu dan jaminan perawatan kesehatan, serta dukungan lainnya.
"Kami bekerja tanpa lelah, tetapi kami juga membuat kesalahan. Kami tidak menghabiskan waktu sebanyak yang seharusnya untuk menganalisis tim kami secara menyeluruh atau menilai apakah kami tumbuh secara berkelanjutan, menuju prioritas tertinggi," ujar Yuan.
"Sebagai CEO dan pendiri Zoom, saya bertanggung jawab atas kesalahan ini dan tindakan yang kami ambil hari ini - dan saya ingin menunjukkan tanggung jawab tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan saya sendiri," tambahnya.
BACA JUGA:
Selain itu, Zoom khususnya juga menghadapi tantangan karena perusahaan teknologi pesaing meningkatkan penawaran video mereka.
Pendapatan perusahaan meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2020 dan tumbuh sekitar 55 persen pada 2021. Namun tahun lalu, keuntungannya melambat menjadi satu digit dan keuntungannya turun tajam. Saham perusahaan melonjak lebih dari 8 persen setelah pengumuman.
Keputusan Zoom ini menandakan dia bergabung dengan sejumlah besar perusahaan teknologi lain yang melakukan PHK dengan karyawannya.
Amazon, Meta, Microsoft, Google dan Salesforce adalah di antara kelas berat lainnya yang telah mengumumkan PHK besar-besaran, bahkan di awal bulan kemarin, dengan mengatakan ledakan bisnis yang mereka lihat selama pandemi telah berakhir.
Selain Zoom, lebih dari 300 perusahaan teknologi telah mem-PHK hampir 100.000 pekerja secara global sejak awal tahun, menurut Layoffs.fyi, yang melacak pengumuman tersebut.