YOGYAKARTA – Beberapa waktu lalu, istilah tech winter ramai diperbincangkan publik. Fenomena ini memberikan pukulan yang cukup serius terhadap perusahaan berbasis teknologi, terutama startup. Gegara tech winter, banyak perusahaan startup yang gulung tikar.
Selain itu, tech winter juga membuat perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) supaya dapat memangkas biaya operasional. Lantas, apa itu tech winter?
Apa itu Tech Winter?
Istilah tech winter pertama kali muncul pada akhir 2022 dan masih berlangsung hingga saat ini. Pada periode tech winter, ada banyak perusahaan berbasis teknologi yang mengalami kebangkrutan.
Tech winter adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan periode penurunan signifikan dalam industri teknologi.
Dalam Bahasa Indonesia, tech winter diartikan sebagai musim dingin teknologi, di mana ada penurunan minat dan investasi di sektor teknologi.
Selama periode tech winter, pendanaan untuk perusahaan teknologi merosot tajam, pertumbuhan bisnis melambat, dan bahkan terjadi penurunan layoffs (PHK).
Sebagai contoh, sejumlah perusahaan teknologi terkemuka terpaksa memangkas jumlah karyawannya, mulai dari Meta yang merumahkan 11 ribu karyawannya hingga Twitter (X) yang memecat 3.500 karyawan.
Di Indonesia, ada sejumlah perusahaan berbasis teknologi yang ikut terdampak tech winter, seperti Shopee Indonesia, TaniHub, SayurBox, Ajaib, dan Ula.
BACA JUGA:
Penyebab Tech Winter
Telah disinggung di atas bahwa tech winter adalah periode penurunan signifikan dalam industri teknologi. Kondisi ini sedianya sudah berlangsung sejak kuartal kedua tahun 2022, akan tetapi baru ramai diperbincangkan pada akhir tahun lalu.
Beberapa pakar berpendapat bahwa tech winter disebabkan oleh pandemi COVID-19 yang berlangsung selama lebih dari dua tahun. Gara-gara pandemi, kegiatan ekonomi menjadi terbatas.
Selain itu, tech winter juga disebabkan oleh gejolak geopolitik yang membuat perekonomian global mengalami penurunan, perubahan sentimen pasar, kegagalan bisnis besar, hingga kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat.
Penyebab yang terakhir membuat pemodal enggan untuk berinvestasi dan lebih memilih untuk menyimpan uangnya.
Dampak Tech Winter
Fenomena tech winter dapat memberikan dampak yang cukup serius terhadap perusahaan teknologi maupun startup, seperti:
- Investasi berkurang: Selama periode tech winter, investor sangat berhati-hati ketika menanamkan modalnya. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan pendanaan untuk startup dan perusahaan teknologi yang sedang berkembang serta menghambat pertumbuhan dalam ekosistem teknologi.
- Gelombang PHK tak terbendung: Tech winter bisa membuat perusahaan memecat karyawan atau menghentikan perekrutan untuk sementara. Hal ini dilakukan demi menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
- Membuat perusahaan startup gulung tikar: Aksi menahan modal yang dilakukan oleh investor saat periode tech winter bisa membuat perusahaan startup tidak bisa mendapatkan dana tambahan untuk pertumbuhan dan pengembangan. Kondisi ini bisa membuat startup yang gulung tikar.
- Pertumbuhan bisnis melambat: Pada saat periode tech winter, perusahaan startup mungkin akan menghadapi tekanan finansial karena pendapatan menurun atau pemangkasan anggaran supaya dapat bertahan di tengah situasi ekonomi yang sulit. Kondisi dapat mengakibatkan penundaan atau bahkan kegagalan dalam mengamankan pendanaan yang diperlukan.
- Inovasi berkurang: Selama periode tech winter, mungkin bakal ada pelambatan dalam inovasi karena perusahaan startup dan investor sangat berhati-hati terhadap risiko. Situasi ini akan mengakibatkan terjadinya penurunan inovasi, pengembangan produk, layanan, dan teknologi baru.
Demikian informasi tentang apa itu tech winter. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.