Bagikan:

JAKARTA - Kecerdasan Buatan (AI) diklaim bisa melebihi manusia dalam hal merespons berbagai pertanyaan dengan cepat dan melakukan beberapa tugas lainnya, tetapi menurut CEO OpenAI Sam Altman itu cukup menakutkan.

Altman sendiri telah meluncurkan chatbot berbasis AI, ChatGPT pada November tahun lalu, namun ada sebuah kemampuan AI generatif yang menjadi perhatian besar baginya, seperti membuat konten pornografi dalam misi balas dendam, alias penyebaran gambar eksplisit secara daring tanpa persetujuan korban.

Banyak orang yang bisa menggunakan AI generatif untuk membuat konten, seperti audio, teks atau video melalui perintah sederhana, dengan terobosan baru seperti ChatGPT yang mendemostrasikan kemampuan untuk menghasilkan respons yang mirip manusia dan hiper-realistis.

Dalam sebuah wawancaranya dengan Forbes beberapa waktu lalu, Altman memberikan contoh hal-hal yang menurutnya keren dan membuatnya takut tentang teknologi tersebut.

“Saya benar-benar telah menonton dengan penuh perhatian generasi porno balas dendam yang terjadi dengan generator gambar open source,” ujar Altman.

"Saya pikir itu menyebabkan kerugian besar dan dapat diprediksi," imbuhnya.

Tentu saja, hal ini menjadi tanggung jawab perusahaan yang memang membuat terobosan teknologi AI dari awal, untuk mencegah hasil berbahaya seperti itu.

“Alangkah baiknya jika kita bisa menunjuk ke perusahaan-perusahaan itu dan berkata, 'Hei, Anda tidak bisa melakukan hal-hal ini',” kata Altman.

“Tapi saya pikir orang-orang akan tetap menggunakan model open source, dan sebagian besar akan menjadi hebat, tetapi akan ada beberapa hal buruk yang terjadi,” tambahnya.

Dikutip dari

, Selasa, 7 Februari, sejak diluncurkan akhir tahun lalu, ChatGPT telah menarik jutaan pengguna, serta investasi bernilai miliaran dolar dari berbagai perusahaan termasuk Microsoft.

Mereka yang menjajalnya rata-rata membuat puisi, memperbaiki kode komputer, ujian universitas, dan menulis esai, meskipun menurut Altman alat yang paling berguna baginya adalah fitur ringkasannya.

“Fakta bahwa saya hanya dapat merangkum artikel lengkap atau utas email panjang jauh lebih berguna daripada yang saya kira. Juga, kemampuan untuk mengajukan pertanyaan pemrograman esoteris atau membantu men-debug kode dengan cara yang terasa seperti saya memiliki programmer yang sangat brilian yang dapat saya ajak bicara,” tutur Altman.

Sebagai informasi, OpenAI berencana untuk meluncurkan penerus ChatGPT, bernama GPT-4, akhir tahun ini. Dikatakan Altman, alat anyar itu akan menjadi peningkatan yang signifikan dari pendahulunya.

Sebelumnya, Altman menyatakan tujuan akhir OpenAI adalah untuk menciptakan Kecerdasan Umum Buatan (AGI) yang dapat menandingi atau melampaui kecerdasan manusia.