JAKARTA - Fumio Kishida, Perdana Menteri Jepang, telah mendukung teknologi blockchain sebagai solusi potensial untuk masalah teknologi yang dihadapi negara tersebut.
Menanggapi pertanyaan dari anggota Partai Demokrat Liberal, Masaaki Taira, di hadapan Komite Anggaran DPR Jepang pada 1 Februari, Kishida mengatakan ada "berbagai kemungkinan untuk menggunakan Web3" di Jepang.
Dia menambahkan bahwa pemerintah Jepang dapat menggunakan berbagai aspek termasuk nonfungible token (NFT) dan organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) dalam upaya merevitalisasi wilayah dan mempromosikan 'Cool Japan' , yakni sebuah strategi nasional yang bertujuan memamerkan inovasi dan budaya negara tersebut ke seluruh dunia.
“Jika Anda mempertimbangkan DAO, orang yang tertarik dengan masalah sosial yang sama dapat membentuk komunitas baru,” kata Kishida, seperti dikutip Cointelegraph. “NFT juga dapat digunakan untuk mendiversifikasi pendapatan kreator dan mempertahankan penggemar yang sangat setia.”
Taira memimpin satuan tugas pemerintah untuk kebijakan Web3. Dia menunjuk pada koordinasi dengan otoritas pajak di Jepang serta penelitian untuk melepaskan yen digital, di mana bank sentral negara itu mengumumkan pada bulan November berencana untuk memulai program percontohan untuk mata uang digital mulai musim semi 2023.
BACA JUGA:
“Menurut saya jenis teknologi blockchain dan teknologi yang menggunakan Web3 ini efektif dalam menyelesaikan berbagai masalah yang kita miliki,” kata Taira.
Sejak menjabat pada Oktober 2021, Kishida sesekali berbicara tentang niat pemerintah Jepang untuk berinvestasi dalam layanan Web3 sebagai bagian dari transformasi digital negara tersebut. Pada bulan September, kabinetnya mengizinkan penerbitan NFT sebagai hadiah bagi otoritas regional yang menggunakan teknologi digital untuk menyelesaikan masalah.
Wakil direktur jenderal Biro Pengembangan dan Manajemen Strategi Badan Layanan Keuangan Jepang telah menyerukan aturan yang lebih ketat tentang kripto yang mirip dengan yang ada di bank. Di tengah pasar kripto di pusat kota, bursa termasuk Coinbase dan Kraken telah menutup operasinya di Jepang, sementara anak perusahaan lokal dari perusahaan FTX yang bangkrut memiliki waktu hingga 9 Maret untuk menangguhkan bisnis.