JAKARTA - Pemerintah Metropolitan Seoul telah meluncurkan proyek Metaverse Seoul, yang memungkinkan penduduk ibu kota Korea Selatan ini untuk mengakses layanan kota dalam lingkungan virtual.
Dalam jumpa pers 16 Januari, Walikota Seoul Oh Se-hoon mengumumkan peluncuran tahap pertama Metaverse Seoul setelah pengujian beta proyek tersebut.
Menurut walikota, lingkungan online akan menjadi "tempat komunikasi bagi warga" ibu kota, yang memungkinkan mereka mengunjungi banyak atraksi Seoul secara virtual, mengakses dokumen resmi, mengajukan keluhan tertentu, dan menerima jawaban atas pertanyaan tentang pengajuan pajak kota.
Pemerintah kota dilaporkan menghabiskan sekitar 2 miliar won (Rp24,1 miliar)untuk fase pertama proyek metaverse. Menurut Oh, fase kedua akan melibatkan membuat Metaverse Seoul lebih mudah diakses oleh warga lanjut usia, yang mungkin mengalami kesulitan untuk pergi ke kantor kota secara langsung. Lebih dari 17% populasi Korea Selatan kini berusia di atas 65 tahun pada tahun 2022, menurut data dari Statistica.
BACA JUGA:
Dilaporkan Cointelegraph, Korea Selatan, dengan salah satu kecepatan konektivitas internet tercepat di dunia untuk 52 juta penduduknya, telah memimpin beberapa inisiatif seputar adopsi metaverse dan blockchain seiring pertumbuhan ruang.
Pada bulan Agustus, kota Busan mengumumkan rencana untuk membangun pertukaran kripto bekerja sama dengan FTX. Setelah FTX runtuh pada November lalu, pemerintah daerah kemudian menjatuhkan pilihan pada banyak mitra pertukaran terpusat globalnya.
Secara global, minat terhadap metaverse dilaporkan melonjak menyusul rebranding Facebook menjadi Meta pada Oktober 2021, dengan banyak perusahaan mengumumkan rencana untuk membuka kantor virtual. Namun, jatuhnya pasar kripto dan jatuhnya platform utama termasuk FTX, Voyager Digital, dan Celsius Network mungkin telah memperlambat adopsi pada tahun 2022.