Belanda Tolak Permintaan AS untuk Batasi Ekspor Chip ke China, Ini Alasannya!
Menteri Perdagangan Belanda, Liesje Schreinemacher. (foto: twitter @LSchreinemacher)

Bagikan:

JAKARTA - Pejabat tinggi perdagangan Belanda mengatakan Belanda tidak akan menerima pembatasan baru dari AS untuk mengekspor teknologi pembuatan chip ke China, dan sedang berkonsultasi dengan sekutunya di  Eropa dan Asia.

Menteri Perdagangan Liesje Schreinemacher berbicara pada Minggu 15 Januari di acara televisi Buitenhof menjelang kunjungan ke AS oleh Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Selasa, 17 Januari ketika ia diperkirakan akan membahas kebijakan ekspor dengan Presiden AS Joe Biden.

Perusahaan terbesar Belanda adalah ASML Holding, pemasok utama pembuat peralatan semikonduktor.

Pemerintah Belanda telah menolak izin ASML untuk mengirimkan mesin tercanggihnya ke China sejak 2019 menyusul kampanye tekanan oleh pemerintah Presiden Donald Trump, tetapi ASML memang menjual mesin tua senilai 2 miliar euro ke China pada tahun 2021.

AS pada Oktober lalu mengambil langkah-langkah yang bertujuan melumpuhkan kemampuan China untuk membuat chipnya sendiri, dan pejabat perdagangan AS mengatakan pada saat itu mereka mengharapkan Belanda dan Jepang untuk segera menerapkan aturan serupa.

ASML mengatakan bahwa aturan AS dapat memengaruhi sekitar 5% dari penjualan grupnya.

Schreinemacher mengatakan AS memiliki "kekhawatiran yang dibenarkan" tentang ketergantungan yang berlebihan pada Asia, di mana 80% dari chip canggih dibuat, dan ancaman bahwa mereka dapat berakhir dalam aplikasi militer atau digunakan untuk melawan Belanda.

"Kami sudah lama berbicara dengan Amerika, tetapi mereka membuat aturan baru pada bulan Oktober, sehingga mengubah lapangan permainan," kata Schreinemacher, seperti dikutip Reuters. "Jadi Anda tidak bisa mengatakan bahwa mereka telah menekan kami selama dua tahun dan sekarang kami harus menandatangani kontrak. Dan kami tidak akan melakukannya."

Dia mengatakan Belanda juga berbicara dengan Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Jerman dan Prancis, tentang isu tersebut.

Dia menggarisbawahi bahwa Jerman memiliki kepentingan ekonomi karena merupakan pemasok utama ASML dan untuk "memastikan bahwa jika mereka memasukkan teknologi tertentu ke dalam daftar produk yang tidak dapat diekspor dengan mudah, negara lain juga melakukannya."