Warga Rusia Sekarang Bisa Akses Perangkat Lunak Intel dan Microsoft, Langgar Aturan AS?
Intel sendiri memiliki 1.200 karyawan di Rusia. (foto : dok. intel)

Bagikan:

JAKARTA - Akibat invasinya ke Ukraina, warga Rusia tak lagi dapat mengakses driver dan beberapa perangkat lunak dari Intel dan Microsoft. Tapi, kini mereka memiliki cara untuk mendapatkannya melalui jalur belakang.

Beberapa orang berhasil menemukan cara untuk mendapatkan akses ke perangkat lunak tersebut berkat rute navigasi tidak langsung, yang menghindari pemblokiran untuk mencegah orang mengakses situs web Intel.

Para warga dan perusahaan di Rusia harus menempuh rute tersebut untuk mendapatkan file-file yang diinginkan. Rute itu dapat diakses jika pengguna menavigasi langsung ke portal unduhan Intel dari situs lain seperti mesin pencari.

Sekali lagi, situs tersebut sekarang dapat diakses, sedangkan ketika invasi pertama kali dimulai hal ini tidak terjadi. Artinya, mereka tidak dapat masuk melalui pintu depan, tetapi jika mereka dapat menemukan URL yang benar, maka itu akan membuka akses ke driver Intel.

Intel dan Microsoft menarik diri dari Rusia menyusul invasi negara itu ke Ukraina pada Februari 2022. Intel beralasan karena mematuhi peraturan ekspor Amerika Serikat (AS) yang memblokir pasokan semikonduktor ke Rusia karena alasan tertentu, termasuk aplikasi militer.

Sebulan kemudian, raksasa pembuat chip itu menghentikan semua penjualan di Rusia. Kemudian  pada April tahun lalu mereka juga menghentikan semua operasi bisnis di sana. Intel sendiri memiliki 1.200 karyawan di Rusia.

Menyoal akses rute belakang ini, Intel menanggapi dengan menyebutnya sebagai garansi perusahaan. Tidak jelas apa yang dimaksud olehnya. Kemungkinan, jika mereka mengambil barang yang sebelumnya tidak dapat diambil, itulah alasannya, kewajiban garansi.

"Akses ke sumber daya yang memenuhi kebutuhan pembaruan driver, seperti Pusat Unduhan Intel dan Asisten Dukungan Unduhan Intel, adalah bagian dari kewajiban garansi Intel," ungkap Intel dikutip dari The Register, Senin, 16 Januari.

Namun, ini bukan berarti Intel akan kembali membuka bisnisnya di Rusia. "Tidak ada perubahan baru-baru ini pada operasi kami. Intel terus mematuhi semua peraturan dan sanksi ekspor yang berlaku di negara tempatnya beroperasi," ujar Intel.

"Ini termasuk kepatuhan terhadap sanksi dan kontrol ekspor terhadap Rusia dan Belarusia yang dikeluarkan oleh AS dan negara-negara sekutu," imbuhnya.

Sementra Microsoft, dilaporkan CNews, mereka mengambil rute yang sama dengan Intel dalam mengizinkan beberapa unduhan. Setelah invasi, Microsoft mulai menutup pintunya ke Rusia, termasuk melarang warga atau perusahaan Rusia mengunduh distribusi Windows, pembaruan perangkat lunak, atau tambalan keamanan dari situs webnya.

Akan tetapi pembatasan ini dicabut pada akhir 2022 dan mulai minggu ini, pembaruan untuk Windows 11 dapat diunduh dan dipasang oleh orang-orang di Rusia.