Bagikan:

JAKARTA - Coinbase Global Inc mengumumkan pada Selasa 10 Januari bahwa mereka akan memangkas sekitar 950 pekerjaan, atau 20% dari tenaga kerjanya, sebagai bagian dari rencana restrukturisasi yang menandai putaran ketiga PHK untuk pertukaran cryptocurrency itu sejak tahun lalu.

Perusahaan, yang sahamnya naik 3,3% menjadi 39,52 dolar AS per lembar ini, mengatakan akan mengeluarkan biaya restrukturisasi sekitar 149 juta dolar AS hingga 163 juta dolar AS (Rp 2,3 – 2,5 triliun).

"Seluruh industri mengalami krisis kepercayaan dan volume perdagangan masih sangat lemah. PHK ini merupakan cerminan dari lingkungan yang menantang saat ini," kata analis Oppenheimer, Owen Lau, seperti dikutip Reuters.

Tahun lalu, kenaikan suku bunga dan kekhawatiran penurunan ekonomi menghapus lebih dari satu triliun dolar dari sektor crypto.

Namun, pukulan yang lebih besar terjadi setelah crypto exchange FTX mengajukan perlindungan kebangkrutan pada November 2022.

"Kami juga melihat dampak dari pelaku yang tidak bermoral di industri ini, dan masih ada kemungkinan penularan lebih lanjut," kata Chief Executive Coinbase, Brian Armstrong, dalam sebuah posting blog pada Selasa.

"Kami akan menutup beberapa proyek di mana kami memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih rendah," ungkap Armstrong. Coinbase juga mengatakan tidak ada komentar tambahan tentang rencana tersebut.

"Ini (PHK) adalah langkah yang dapat membantu leverage operasi jangka pendek," kata analis Mizuho Ryan Coyne. Ia juga menambahkan bahwa kebijakan itu tidak akan memperbaiki masalah mendasar dari volume yang memburuk dengan cepat.

"Ini akan membutuhkan pemotongan biaya yang jauh lebih signifikan untuk mengakomodasi laju volume berjalan saat ini," ujar Coyne.

Kesengsaraan sektor kripto terus berlanjut tahun ini, ditandai dengan anjloknya simpanan, PHK, dan berbagai rintangan hukum.

Coinbase pada November lalu memangkas lebih dari 60 pekerjaan dalam tim rekrutmen dan orientasi kelembagaannya, setelah memangkas 1.100 pekerjaan, atau 18% dari tenaga kerjanya, pada bulan Juni. Saham perusahaan kehilangan sekitar 86% dari nilainya tahun lalu.