Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membentuk satuan tugas (satgas) untuk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) serta alas kaki yang terdampak oleh krisis perekonomian global.

Satgas tersebut memiliki tugas utama menginventarisasi industri TPT dan alas kaki yang terdampak krisis perekonomian global, serta permasalahan yang dihadapi.

"Satgas juga berkoordinasi dengan K/L terkait pelaksanaan strategi mitigasi yang diambil tersebut," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, 8 November.

Agus menambahkan, pihaknya saat ini tengah mengupayakan pencarian pasar baru untuk ekspor bagi sektor industri.

"Kami mencoba buka akses untuk pasar ke Amerika Latin dan Selatan, Afrika, negara-negara Timur Tengah, dan Asia," ujarnya.

Selain itu, lanjut Agus, langkah penguasaan pasar dalam negeri, dengan memperkuat dan mendorong promosi, serta kerja sama lintas sektoral agar program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) semakin tumbuh.

"Melalui program ini juga akan menumbuhkan sektor industri itu sendiri," ucap Agus.

Ia menambahkan, upaya lain yang perlu dipacu adalah penguatan daya saing industri dengan kemudahan akses bahan baku, penguatan ekosistem usaha, dan penguatan sistem produksi.

"Kami bisa lihat dengan berbagai instrumen seperti BMDTP, juga larangan terbatas (lartas), dan banyak lagi instrumen lain yang bisa kami pergunakan," ujar Agus.

Pada triwulan III 2022, industri TPT tumbuh mencapai 8,09 persen (yoy), namun mengalami perlambatan secara q-to-q, terkontraksi hingga -0,92 dibandingkan triwulan II 2022.

Kendati demikian, ekspor secara kumulatif masih mengalami kenaikan sampai dengan September 2022 sebesar 15,6 persen bila dibandingkan data pada periode sama tahun 2021.

Sementara itu, industri alas kaki, kulit, dan barang dari kulit tumbuh 13,44 persen (yoy) pada periode 2022 ini.

Ekspor alas kaki secara kumulatif sampai September 2022 juga masih mengalami kenaikan sebesar 35,0 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja pertumbuhan subsektor ini masih cukup tinggi karena pengalihan order dari China dan Vietnam ke Indonesia, sehingga PDB nasional masih positif. Meski begitu, Kemenperin terus mewaspadai dampak krisis global.

Sekadar diketahui, berdasarkan laporan dari sejumlah asosiasi, industri TPT dan alas kaki sedang mengalami kinerja yang melambat.

Hal ini dikarenakan menurunnya utilisasi di sektor industri serat 20 persen, spinning 30 persen, weaving dan knitting 50 persen, garmen 50 persen, pakaian bayi 20-30 persen, dan alas kaki 49 persen.

Bahkan beberapa perusahaan itu sudah ada yang memangkas jam kerjanya jadi 3-4 hari, yang biasanya 7 hari kerja.

Atas kondisi tersebut, tenaga kerja yang terdampak PHK dari industri tekstil dan garmen dilaporkan mencapai 92.149 ribu orang dan dari industri alas kaki sebanyak 22.500 orang.

Akan tetapi, dari hasil laporan itu, sedang dilakukan cross check di lapangan oleh satgas internal Kemenperin maupun lintas kementerian dan lembaga terkait.