Banyak Penipuan NFT, Ahli Gunakan <i>Machine Learning</i> untuk Lawan <i>Scam</i> Aset Digital
Perlawanan industri NFT terhadap penipuan. (Foto; Dok. Security Boulevard)

Bagikan:

JAKARTA – Aset digital termasuk Non-Fungible Token atau biasa disebut NFT telah begitu populer dalam beberapa tahun belakangan. Para selebritas papan atas Hollywood dan tokoh terkemuka lainnya turut membeli NFT. Kondisi tersebut membuat harga NFT melonjak signifikan.

Di sisi lain, tingkat penipuan juga turut meningkat dengan memanfaatkan popularitas NFT tersebut. Dampak negatifnya, tidak sedikit orang melihat NFT sebagai bentuk investasi yang berisiko karena adanya potensi penipuan. Salah satu kasus penipuan terbaru adalah munculnya proyek NFT Mutant Ape Planet yang secara gamblang memanfaatkan nama proyek NFT yang populer Mutant Ape Yacht Club (MAYC).

MAYC adalah produk rekanan Bored Ape Yacht Club (BAYC) yang terkenal. Baik MAYC maupun BAYC adalah proyek NFT garapan Yuga Labs. Namun, penipu telah memanfaatkan popularitas MAYC dan BAYC dengan menggunakan nama yang mirip, Mutant Ape Planet.

Ketika NFT Mutant Ape Planet mulai dibeli para kolektor NFT, pengembang proyek tersebut membawa kabur dana para investor atau kolektor. Tindakan itu disebut dengan rug pull. Mutant Ape Planet menjadi proyek NFT rug pull.

Penggunaan Machine Learning

Untungnya, industri aset digital ini melawan balik aksi penipuan tersebut dengan memperkenalkan teknologi berbasis Machine Learning (ML) yang dapat menjadi pengubah permainan untuk verifikasi NFT.

Penipu NFT menggunakan sejumlah teknik untuk menipu pembeli, merek, artis, dan kolektor. Yang paling umum termasuk penipuan phishing, pump-and-dump, penipuan persona palsu dan pasar NFT, dan NFT palsu yang terang-terangan dipromosikan melalui media sosial.

Sejumlah pelaku industri aset digital mulai bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan ini. Mereka mengombinasikan ML dan insentif yang kuat guna menciptakan lingkungan yang lebih aman baik untuk kolektor maupun kreator NFT.

Machine Learning Deteksi Penipuan NFT

Para pelaku di industri aset digital kerap menggembar-gemborkan slogan DYOR yang merupakan akronim dari Do Your Own Research atau lakukan riset sendiri. DYOR biasanya dilakukan seorang investor sebelum membeli kripto atau NFT. Ini ditujukan untuk melakukan penelitian terkait aset digital yang diinginkan sebelum bertransaksi.

Meski begitu, faktanya sebagian besar orang yang tertarik pada NFT tidak mengetahui cara meneliti orisinalitas token atau NFT. Sehingga mereka tidak tahu apakah kripto A atau NFT B itu palsu atau proyek sungguhan.

Menurut laporan TheCryptoBasic, solusi baru yang menggunakan Machine Learning telah memungkinkan terciptanya algoritma yang dilatih menggunakan data transaksi NFT secara historis, sehingga mereka dapat menemukan NFT palsu.

Penggunaan Machine Learning untuk mengidentifikasi penipuan di industri lain, seperti layanan keuangan, asuransi, dan permainan telah didokumentasikan dengan baik, dan teknik yang sama yang telah dicoba dan diuji juga dapat diterapkan pada blockchain.

Algoritma ML menyediakan cara yang lebih efektif dan efisien untuk mendeteksi penipuan berkat kemampuan mereka untuk menangani data dalam jumlah besar. Dengan cara ini, ML dapat mendeteksi pola perdagangan yang mencurigakan jauh lebih cepat daripada yang bisa dilakukan manusia.

Manfaat Penggunaan Machine Learning dalam Blockchain

Manfaat lain dari model ML adalah lebih akurat. Karena mesin ini dapat memproses data pelatihan dalam volume besar dan terus melatih diri sendiri, ML menjadi semakin akurat dari waktu ke waktu. Model ini juga lebih fleksibel, karena mampu memahami dataset dengan cara yang tidak akan pernah bisa dilakukan manusia.

Mungkin keuntungan utama dari pendeteksian penipuan berbasis Machine Learning adalah biaya dan skalabilitasnya. Sistem semacam itu sangat terukur dan tidak menua. Sebaliknya, sistem ini menjadi lebih baik dalam memprediksi penipuan dari waktu ke waktu karena algoritma mengonsumsi lebih banyak data.

Contoh Pendeteksi Penipuan NFT Berbasis Machine Learning

Akhir-akhir ini telah muncul sejumlah alat pendeteksi penipuan NFT yang menggunakan teknologi Machine Learning, namanya WatchDog. Ini memiliki tujuan yang sama untuk membantu para kolektor mengidentifikasi proyek NFT scam atau proyek NFT sungguhan.

  1. WatchDog

WatchDog menggunakan algoritma untuk mengidentifikasi duplikat NFT dan pelanggaran merek dagang. Ini memanfaatkan model visi komputer yang kuat yang memungkinkannya untuk menemukan duplikat, bahkan ketika gambar atau teks telah diubah. Kapan pun Watchdog menemukan aktivitas penipuan, Watchdog dapat memberi tahu pemegang hak kekayaan intelektual dan menyarankan cara-cara untuk melindungi IP tersebut.

Perangkat Watchdog ini mencakup mesin AI yang memantau blockchain seperti Ethereum secara real-time untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan, ditambah layanan notifikasi yang bekerja dengan sejumlah media sosial yang kerap digunakan oleh komunitas kripto atau NFT seperti Discord, Twitter, Telegram, dan email.

WatchDog akan memperingatkan pemegang hak kekayaan intelektual terhadap potensi penipuan. Ini juga dapat memberikan laporan terperinci tentang penipuan NFT.

  1. Doppel

Kemudian ada juga platform pendeteksi penipuan seni digital NFT, namanya Doppel. Platform ini dapat memantau NFT dari berbagai jaringan (multi-chain) dan didesain khusus untuk mencari NFT palsu.

Doppel mengindeks data NFT dari sejumlah blockchain terkemuka, seperti Ethereum, Solana, dan Flow. Kemudian, Doppel akan memindai aktivitas NFT baru dalam jaringan tersebut. Doppel akan mengumpulkan berbagai data NFT secara masif yang ditujukan untuk mendeteksi kapan pemalsuan NFT tersebut dibuat.

  1. PixelPlex

Ini adalah platform anyar untuk mendeteksi NFT palsu yang menggunakan AI dan ML. Platform pendeteksi ini adalah CheckNFT.io yang dapat digunakan untuk menganalisis koleksi NFT, mendeteksi aktivitas dan token scam, serta meminimalisir risiko.

Pertempuran Melawan Fraud dan Scam dalam NFT

Munculnya alat pendeteksi penipuan NFT berbasis Machine Learning telah memberikan dampak positif bagi industri aset digital. Pendeteksi penipuan itu juga dapat diakses secara luas sebagaimana Wakweli, platform sertifikasi NFT.

Wakweli adalah platform yang menggunakan algoritma konsensus Proof of Democracy (PoD). Nama Wakweli sendiri diambil dari bahasa Swahili yang berarti “jujur”. Wakwei dirancang untuk komunitas aset digital dalam membuktikan validitas NFT.

Cara kerjanya cukup sederhana. Siapa pun, seperti pembuat NFT, dapat meminta sertifikat untuk memvalidasi NFT dengan mempertaruhkan (staking) token WAKU. Protokol menggunakan pemberi sertifikasi manusia, yang juga mempertaruhkan WAKU, untuk memeriksa keaslian NFT dan mengeluarkan sertifikat, mendapatkan hasil dari taruhan mereka untuk melakukannya.

Kemudian, komunitas Wakweli yang lebih luas bebas untuk menantang validitas sertifikat apa pun dengan mempertaruhkan token WAKU dan memberikan bukti yang menunjukkan bahwa NFT bersertifikat itu palsu. Ketersediaan berbagai alat berbasis ML harus memastikan bahwa baik Pemberi Sertifikasi maupun Penantang sama-sama dapat menemukan semua bukti yang mereka butuhkan untuk mendukung klaim mereka.

Wakweli adalah protokol yang kuat yang memberi insentif kepada semua pemain untuk bertindak jujur, dan karena ini menjadi lebih luas, dan mudah-mudahan terintegrasi dengan pasar NFT terkemuka, insiden penipuan seharusnya menjadi jauh lebih jarang terjadi.

Dalam beberapa tahun terakhir, pelaku industri aset digital telah berjuang melawan penipuan yang meningkat. Aset digital, baik mata uang kripto maupun NFT sama-sama menggunakan teknologi blockchain yang memiliki potensi tak terbatas. Di sisi lain, harus ada platform pendeteksi penipuan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset digital dalam melawan scam, fraud, phishing, dan aksi ilegal lainnya.