Bagikan:

JAKARTA – Pejabat perusahaan pembayaran uang lintas-batas (cross-border) berbasis blockchain, Ripple, David Schwarts selaku Chief Technology Officer (CTO) memaparkan sejumlah kesalahan yang dilakukan FTX hingga perusahaan perdagangan kripto mengalami kebangkrutan.

Schwartz merinci tiga poin penting terkait kesalahan yang dilakukan perusahaan pertukaran kripto FTX. Melansir CryptoPotato, ketiga kesalahan itu yaitu:

  1. Aset fiat pelanggan FTX ditinggalkan di akun Alameda dan digunakan oleh Alameda.
  2. Deposito pelanggan FTX seharusnya hanya dipegang FTX digabungkan dengan aset yang digunakan dengan cara yang lebih berisiko.
  3. Alameda seharusnya menjalankan strategi mengelola risiko, hampir delta-netral. Entah bagaimana, posisi tidak dilacak, risiko tidak dikelola sama sekali, dan strategi sama sekali tidak delta-netral.

Di sisi lain, Schwartz tidak membahas dugaan terjadinya korupsi di tubuh FTX. Dia hanya mengatakan “kebutaan yang disengaja” dalam kepemimpinan di FTX sama-sama mengerikan.

Schwartz merenungkan bahwa "nasib buruk" selama bear market yang panjang dapat menyebabkan banyak perusahaan kripto gulung tikar. Tapi bukan itu masalahnya yang dialami FTX dan perusahaan perdagangan rekanannya, Alameda Research.

Di sisi lain, investor Kevin O’Leary menuding keras bahwa Bankman-Fried telah melakukan kejahatan keuangan. Investor tersebut mengaku kehilangan 15 juta dolar AS yang telah dibayarkan kepadanya untuk jadi pembicara resmi FTX.

Kemudian, O’Leary juga menambahkan bahwa SBF harus diperlakukan tidak bersalah sampai dia terbukti bersalah. Dalam wawancara lain, O'Leary menegaskan jika pendiri FTX itu membuka perusahaan baru, dia akan berinvestasi kepadanya.

Mengomentari pendapat O’Leary, CTO Ripple memandang ironi tersebut. Schwartz menilai: "Mungkin pemikirannya adalah "Hei, banyak orang kehilangan banyak uang, tapi Sam memastikan saya baik-baik saja jadi saya akan berbisnis dengannya lagi". Tetapi jika ada penjelasan lain yang mungkin, saya lebih suka mempercayainya. Masalahnya, saya tidak yakin ada penjelasan lain lagi."