Soal Implementasi Metaverse di Indonesia, Meta: Bangun Ekosistemnya Dulu
Meta akan pelan-pelan bangun teknologi metaverse di Indonesia (foto: unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Tren Web3 yang menggabungkan konsep seperti desentralisasi, teknologi blockchain, dan ekonomi berbasis token serta metaverse yang ikut terdesentralisasi di web3 pun kian menjadi tujuan digitalisasi.

Meta sendiri mulai memperkenalkan metaverse sebagai era baru internet yang dibangun di atas pengalaman yang imersif dan terintegrasi. Optimistis dengan masa depan metaverse, pada tahun 2014 lalu, Meta mengakuisisi Oculus, perangkat virtual dengan bentuk seperti kacamata, senilai  2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 31 triliun.

Meskipun metaverse sudah sangat berkembang di negara lain, Meta belum sepenuhnya mengimplementasikan teknologi metaverse di Indonesia. Meski demikian, Meta mengaku akan melakukannya secara bertahap.

Karena menurut Meta sendiri, jika berbicara tentang metaverse, kita tidak bisa bicara hanya soal teknologi AR (Augmented Reality) atau AR (Virtual Reality) saja, melainkan harus juga ada infrastruktur yang mumpuni.

"Dilakukan secara berkala. Di Indonesia saat ini kita sedang membangun ekosistem terlebih dahulu. Karena metaverse bukan hanya soal AR dan VR saja, tapi banyak yang harus dibangun," kata Noudhy Valdryno, Public Policy Manager at Meta Indonesia pada Selasa,  6 Desember di Jakarta. 

Lebih lanjut, pria yang akrab disapa Ryno ini juga berharap jika Oculus nantinya akan dapat diakses untuk seluruh masyarakat di Indonesia. Namun, tampaknya kita masih harus menunggu. 

"Saya juga berharap Indonesia bisa mendapat akses ke Oculus. Kita tunggu, dalam beberapa waktu lagi. Fokusnya di sini adalah mempersiapkan ekosistem. Kita di Meta Indonesia juga sedang mencoba terus mendorong agar Indonesia jadi negara kunci di Metaverse," tandasnya.