JAKARTA – Pasar mata uang kripto mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir yang dipicu kolapsnya Terra LUNA sejak Mei 2022 lalu. Pada November ini, cryptocurrency terpukul masalah bangkrutnya FTX.
Meski begitu, mata uang kripto dinilai masih menjadi ancaman bagi sistem ekonomi negara. Menurut Deputi Gubernur Reserve Bank of India (RBI) T. Rabi Sankar, mata uang kripto telah berkembang. Sankar menambahkan, cryptocurrency menjadi ancaman investor dan sistem ekonomi negara.
Kendati begitu, Sankar memaparkan digitalisasi mata uang seperti CBDC (mata uang digital bank sentral) dapat memberikan keuntungan di masa depan. Hal tersebut disampaikan Sankar dalam acara yang digelar oleh Asosiasi Bank India (IBA) pada Jumat, 2 Desember. Dalam kesempatan itu, Rabi Sankar membahas cryptocurrency dan CBDC.
"Kami melihat lingkungan di mana mata uang swasta berkembang. Kami menyadari bahwa ini merupakan ancaman bagi investor, sistem, dan ekonomi. Kami juga menyadari bahwa mata uang swasta telah menunjukkan bahwa digitalisasi mata uang mungkin bisa menguntungkan," kata eksekutif Bank Sentral India, T. Rabi Sankar.
BACA JUGA:
Mata uang kripto telah mengguncang sistem ekonomi tradisional yang serba terpusat dan diatur oleh bank sentral di berbagai negara. Cryptocurrency muncul sebagai alternatif sistem ekonomi terpusat. Kripto bersifat terdesentralisasi dan tidak ada entitas atau pihak ketiga yang mengaturnya. Oleh karena itu, kripto menjadi ancaman bagi sejumlah kalangan.
"Cara untuk menghadapinya (mata uang kripto) adalah dengan menyediakan mata uang digital,” tambah Sankar.
Sankar menilai mata uang kripto yang tidak dikeluarkan oleh pemerintah adalah adalah mata uang kripto swasta. Justru karena itu, mata uang kripto mengalami pertumbuhan di kalangan masyarakat global. Bank sentral berencana menyainginya dengan menghadirkan mata uang digital bank sentral atau CBDC.
“Jika ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh mata uang kripto swasta, kita harus dapat menciptakan produk yang akan melakukan itu tanpa risiko terkait dalam format yang lebih aman dalam uang fiat yang didukung oleh pemerintah dan dikeluarkan oleh bank sentral. Ini pada dasarnya adalah apa yang kami lakukan dalam eksperimen CBDC,” kata pejabat RBI.
RBI meluncurkan percontohan mata uang digital bank sentral (CBDC) ritel pertamanya pada tanggal 1 Desember. Tercatat, sebanyak 8 bank telah berpartisipasi dalam uji coba tersebut.
Rencananya, RBI akan melakukan percontohan CBDC Rupee Digital di 13 kota di India. Sejalan dengan rencana tersebut, otoritas keuangan India itu sedang membangun infrastruktur teknologi untuk menopang kelancaran distribusi Rupee Digital.