JAKARTA - Baru-baru ini telah terjadi kebocoran 487 data pengguna WhatsApp di seluruh dunia, yang dilakukan oleh hacker dengan nama akun Agency123456.
Sebanyak 487 juta database yang bocor di situs Breached.vc ini merupakan data gabungan dari pengguna WhatsApp di hampir seluruh dunia (84 negara), termasuk Indonesia.
Melansir dari laporan TechRadar, kumpulan data di tiap negara, khususnya di AS dibanderol dengan harga 7.000 dolar AS (Rp109 juta), dan angka untuk data di Inggris naik sebesar 2.500 dolar AS (Rp38 juta).
Meskipun Meta belum mengeluarkan statement apapun tentang kebenarannya, beberapa pihak, seperti bos Binance, Changpeng Zhao atau CZ mengonfirmasi kebenaran nomor WhatsApp tersebut.
Nomor telepon yang bocor ini dapat digunakan untuk berbagai alasan, termasuk pemasaran dan phishing, menyoroti pentingnya alat perlindungan pencurian ID yang baik.
Jika ini terbukti benar, saat ini tidak ada cara untuk mengetahui apakah nomor telepon Anda adalah salah satu yang dijual secara online atau tidak.
Sekarang, Anda harus waspada jika ada pesan mencurigakan di WhatsApp Anda, karena bisa saja itu merupakan serangan phishing.
BACA JUGA:
Apa yang Harus Dilakukan?
Untuk mencegah akun Anda diambil alih oleh penjahat, yang harus Anda lakukan adalah mengaktifkan Autentikasi Dua Faktor (2FA).
Menggunakan Autentikasi dua Faktor (2FA), dapat menyelamatkan akun dari berbagai kemungkinan serangan. Menambahkan lapisan perlindungan kedua akan menghentikan sebagian besar penipuan online.
Untuk menerapkan 2FA di WhatsApp, ketuk Pengaturan lalu Verifikasi dua langkah, kemudian atur PIN. Meskipun penjahat dapat mengkloning nomor telepon Anda dan menerima langkah-langkah verifikasi, kecil kemungkinannya mereka dapat menebak PIN enam digit.