Bagikan:

JAKARTA - Pelanggaran data menjadi lebih umum akhir-akhir ini, termasuk di Indonesia. Sektor sasarannya beragam dan insiden yang terjadi belakangan ini melibatkan e-commerce, institusi pendidikan, bahkan sektor pemerintahan. 

"Ini adalah ancaman serius karena data saat ini layaknya emas baru. Penjahat dunia maya melihat jenis serangan ini sebagai hal yang menguntungkan," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky dalam keterangan yang diterima VOI Senin, 12 September. 

Menurutnya, dengan informasi yang bocor di tangan, penjahat dunia maya dapat menyamar sebagai orang tertentu atau menyebarkan penipuan rekayasa sosial untuk mengelabui korban agar mengungkapkan informasi login yang sensitif. Mereka bahkan dapat menjual data yang dicuri di web gelap, beberapa kali.

Sekarang, lebih dari sebelumnya, penting untuk dipahami bahwa perlindungan data adalah tanggung jawab bersama. Pengguna, perusahaan, dan regulator semuanya harus mengambil langkah untuk memperkuat pertahanan terhadap keamanan data kita.

"Untuk lebih membangun kemampuan keamanan siber negara, diperlukan kolaborasi terbuka antara organisasi publik dan swasta. Kerja sama timbal balik tersebut sangat mendesak untuk mewujudkan transparansi, meningkatkan kepercayaan, dan membangun dunia maya yang lebih aman dan andal," tambahnya. 

Jika harus berbicara mengenai dampak serangan siber, ada beberapa perusahaan dan organisasi bahkan harus ditutup. Tidak ada yang menandingi tanggung jawab besar pada perusahaan, perguruan tinggi, dan jenis organisasi lain untuk memberikan perlindungan terhadap diri mereka sendiri.

Sikap proaktif terhadap keamanan siber juga diperlukan terutama bagi perusahaan besar yang menangani jutaan bahkan milyaran data.

"Pastikan Anda memberdayakan tim keamanan Anda dengan kecerdasan ancaman terbaru serta kemampuan deteksi dan respons yang andal jika terjadi serangan," ungkap Yeo. 

Untuk pengguna, Kaspersky menyarankan tips dasar namun sangat penting berikut untuk mengamankan data dan keuangan online Anda:

  • Luangkan waktu untuk mengonfigurasi perangkat seluler dengan benar. Periksa pengaturan permisif untuk WhatsApp dan aplikasi seluler lainnya.
  • Jangan pernah membagikan kode verifikasi apa pun dengan siapa pun, melalui SMS atau telepon. Kode-kode ini adalah cara utama layanan untuk memverifikasi bahwa Anda adalah diri Anda sendiri.
  • Aktifkan autentikasi dua faktor (2FA) jika memungkinkan.
  • Pastikan Anda memiliki kunci layar dan menginstal perangkat lunak yang dapat menghapus ponsel Anda jika hilang.
  • Gunakan nomor telepon terpisah untuk masuk ke Whatsapp, Telegram, atau layanan messenger apa pun yang memerlukan nomor telepon. Namun, pastikan untuk tidak menggunakan nomor satu kali atau orang lain dapat mengakses akun Anda.
  • Jika Anda menerima tautan dari sumber yang tidak dikenal, jangan mengkliknya secara otomatis. Selalu berpikir sebelum Anda mengklik atau lebih baik, jangan mengklik sama sekali.
  • Selalu perbarui perangkat Anda tepat waktu dan beri perhatian khusus pada pembaruan keamanan
  • Hanya instal aplikasi dari sumber terpercaya.
  • Jangan gunakan Wi-Fi yang tidak aman, atau jika Anda melakukannya, gunakan Jaringan Pribadi Virtual (VPN) untuk melindungi diri Anda sendiri.
  • Mencatat dan susunlah layanan terpenting yang terkait dengan akun Anda yang diretas.
  • Instal solusi perlindungan yang andal di semua perangkat Anda. Sangat penting untuk memilih paket yang tidak hanya akan memblokir malware, tetapi juga memperingatkan Anda jika kredensial semua layanan yang Anda gunakan telah bocor.