Bagikan:

JAKARTA - Nama Bjorka hingga kini masih menduduki trending Twitter, karena aksinya yang membocorkan data pribadi milik masyarakat hingga dokumen rahasia Presiden Indonesia.

Meskipun beberapa hari lalu, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres), Heru Budi Hartono menegaskan bahwa seluruh dokumen dalam keadaan aman, dan tidak ada surat-surat yang kena hack, pihak Istana Kepresidenan tetap meminta aparat negara akan memburu hacker tersebut.

Karena menurutnya, meski tak ada data yang diretas tetapi upaya tersebut merupakan bentuk pelanggaran hukum. Aparat diyakini akan segera mengambil sikap.

Tampaknya, bukan hanya pemerintah saja yang sedang mencoba mencari tahu sosok di balik akun Bjorka itu, namun perusahaan keamanan teknologi, Dark Tracker juga sedang melakukan beberapa tindakan.

Hal tersebut dapat dilihat dari akun twitter resminya @darktracker_int. Pertama, perusahaan menyebutkan bahwa Bjorka membuat dan mengoperasikan situs mesin pencari data bocor yang disebut dengan "leaks[.]sh" pada tahun 2021. 

"Dia memiliki miliaran kredensial yang bocor dan menggunakannya untuk meretas. Ini dia hasil tangkapan layar smartphone yang diunggahnya. Dia menggunakan VPN," tulisnya di twitter.

Setelah menemukan situs mesin pencari yang dibuat Bjorka, perusahaan kemudian menemukan dompet kriptonya, yang berisikan daftar transaksi bitcoin.

"Ini adalah dompet cryptocurrency Bjorka. Ada transaksi di dompet bitcoin-nya. Ini bisa membantu melacaknya," tambah Dark Tracker lebih lanjut.

Namun, bukannya rasa takut yang didapatkan, Bjorka justru menentang siapapun yang mencoba memburunya. Ia membalasnya dengan menuliskan "Ya, semoga berhasil."

Sampai saat ini, motif dari aksi yang dilakukan oleh Bjorka masih abu-abu. Namun, sang hacker mengklaim bahwa ia hanya memiliki misi untuk membantu siapapun yang membutuhkan bantuannya. 

"Termasuk membantu warga negara indonesia yang ingin menghubungi dan bertanya kepada pimpinannya. Setidaknya mereka merasakan bagaimana rasanya menerima spam," tulisnya.