Bagikan:

JAKARTA - Sejumlah dokumen surat menyurat dan transaksi milik Presiden Indonesia, Joko Widodo diduga menjadi target kebocoran oleh hacker yang sudah tidak asing lagi, 'Bjorka' pada Jumat, 9 September. 

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh DataTracker di akun Twitternya, ada sekitar 679 ribu data yang diklaim milik presiden RI yang diunggah Bjorka ke deep web

Dari tangkapan layar yang dibagikan, sejumlah data yang berukuran 40 MB tersebut mencakup transaksi surat menyurat yang dikirimkan kepada Presiden dan juga surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara (BIN) 

"Berisi tentang transaksi surat serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelijen Negara," tulisan di situs tersebut. 

Sebelum melancarkan aksinya, aktor jahat Bjorka telah menantang pemerintah Indonesia melalui grup Telegramnya. Ia mengatakan bahwa target selanjutnya adalah Presiden Indonesia. 

"Kebocoran data selanjutnya akan datang dari Presiden Indonesia," tulis Bjorka di grup Telegram, yang ditemukan oleh DataTracker

Bjorka sebelumnya juga telah menjadi dalang kebocoran data dari PLN, KPU, pelanggan IndiHome, hingga yang terakhir adalah 1,3 miliar data registrasi kartu SIM. 

Hingga saat ini, belum jelas apa motif dari Bjorka dalam membocorkan sejumlah data warga Indonesia.