Bagikan:

JAKARTA - Google memang menghindari untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, tetapi tidak menutup kemungkinan akan melakukannya pada karyawan yang memiliki peringkat kinerja rendah.

Induk Google, Alphabet bermaksud untuk memperkenalkan sistem manajemen kinerja baru yang dapat memberi manajer kekuatan untuk memecat ribuan karyawannya yang berkinerja buruk mulai awal tahun depan.

Di bawah itu, manajer akan diminta untuk mengkategorikan 6 persen (berbeda dengan biasanya 2 persen) dari tenaga kerja Alphabet yang berkinerja buruk. Angka ini setara dengan sekitar 10.000 karyawan.

Maka dari itu, karyawan yang menerima peringkat kinerja rendah dari manajer mereka akan diberhentikan. Lebih lanjut, peringkat juga dapat digunakan untuk menghentikan pemberian insentif dan penghargaan saham.

Melansir The Independent, Kamis, 24 November,  perusahaan itu tengah menghadapi beberapa tantangan tahun ini, mulai dari dampak pandemi hingga inflasi yang merajalela.

“Jelas kami menghadapi lingkungan makro yang menantang dengan lebih banyak ketidakpastian di masa depan,” ujar CEO Google Sundar Pichai pada Juli lalu. Dia juga mendesak karyawan selama bulan-bulan sebelumnya untuk meningkatkan produktivitas.

Badai PHK banyak terjadi pada raksasa teknologi menjelang akhir tahun. Pemilik Facebook, Meta mengatakan telah merumahkan ribuan karyawan, setara dengan 13 persen tenaga kerjanya bulan ini.

Kemudian, belum lama mengakuisisi Twitter, Elon Musk juga memangkas hampir setengah karyawannya di seluruh dunia. Hal ini karena turunnya pendapatan jejaring microblogging itu.