Bagikan:

JAKARTA - Hari ini tepat, Senin 14 Desember 2020, fenomena langit Gerhana Matahari Total (GMT) akan kembali terjadi. Jalur gerhananya diketahui akan melewati lautan pasifik dan atlantik.

Sayangnya, warga Indonesia tidak dapat melihat Gerhana Matahari ini. Karena fenomena langit ini hanya akan menyambangi sebagian wilayah Amerika Selatan dan Afrika saja. 

Dilansir dari laman Space, saat GMT terjadi, wilayah yang dilintasi akan gelap selama 2 menit 10 detik. Sementara, menurut Lapan, puncak GMT akan terjadi pada pukul 23.16 WIB. Gerhana Matahari kali ini akan bertepatan dengan fase bulan baru atau fase konjungsi.

Simak sedikit ulasan VOI mengenai fenomena Gerhana Matahari Total yang selama ini jarang diketahui khalayak luas. 

Apa Itu Fenomena Gerhana Matahari?

Gerhana Matahari merupakan peristiwa di mana posisi Bulan, Matahari dan Bumi sejajar dan berada pada garis lurus. Saat itu, Bulan akan melintas di antara Matahari dan Bumi, untuk beberapa waktu cahaya Matahari ke Bumi akan terhalang oleh bayangan Bulan.

Ketika fase total itu terjadi, Bulan akan menutupi Matahari, dan corona Matahari akan tampak seperti menjulur dari pinggir bagian yang ditutupi Bulan. Gerhana Matahari ini jarang terjadi, karena orbit Bulan miring terhadap Matahari dan tidak selalu sejajar dengan Bintang.

Gerhana Matahari Parsial:

Fenomena alam ini adalah saat Bulan tidak sejajar sepenuhnya dengan Matahari, sehingga hanya sebagian yang menghalangi sinar Matahari untuk mencapai Bumi.

Gerhana Matahari Annular:

Terjadi saat Bulan dan Matahari sama-sama sejajar, tetapi Bulan lebih jauh jaraknya dari Bumi atau Bumi lebih dekat dengan Matahari. Ketika fenomena tersebut terjadi, ukuran Bulan yang tampak lebih kecil dari Matahari, dan Matahari kemudian muncul sebagai cincin yang sangat terang, atau anulus, mengelilingi piringan gelap Bulan.

Gerhana Matahari Total:

Kali ini, fenomena akan terjadi ketika siluet gelap Bulan menutupi sepenuhnya cahaya terang Matahari yang intens. Hanya korona Matahari yang jauh lebih redup, selama Gerhana Matahari Total.

Cara Menyaksikan Gerhana Matahari Total

Sayang sekali, kali ini Indonesia tidak memiliki kesempatan untuk melihat Gerhana Matahari secara langsung. Sebab, fenomena ini hanya akan terjadi di sebagian Amerika Selatan, sehingga relatif sedikit orang yang dapat menyaksikannya secara langsung.

Namun, beberapa siaran langsung dari fenomena alam tersebut akan memastikan para penggemar Gerhana Matahari memiliki kesempatan untuk melihat, di mana pun mereka berada.

Dalam kesempatan ini, NASA TV akan menyiarkan langsung gerhana dari Pontificia Universidad Católica de Chile melalui teleskop di Observatorio Docente.

Siaran langsung tersebut akan dimulai pada 9:40 ET waktu setempat, dengan program yang dinarasikan dalam bahasa Spanyol pada 10:30 ET dan gerhana total ditetapkan pada 11:02 ET. Klik link di sini untuk menonton. https://www.nasa.gov/nasalive/

Nantinya, NASA akan menampilkan pemandangan gerhana secara real-time dan diskusi dengan dua ilmuwan NASA, yakni Yari Collado-Vega dan Bea Gallardo-Lacourt. Keduanya juga akan menjelaskan bagaimana para peneliti menggunakan gerhana untuk mempelajari Matahari.

Bagi mereka yang dapat melihat gerhana secara langsung, ada beberapa hal yang harus diikuti. Jangan pernah melihat langsung ke Matahari, dan pastikan untuk memakai kacamata khusus Gerhana Matahari untuk melindungi mata. Perlu dicatat, kacamata hitam biasa saja tidak cukup. 

Siapapun yang berada di garis tengah jalur totalitas fenomena tersebut hanya memiliki waktu sekitar 2 menit 10 detik untuk melihat Gerhana Matahari Total dalam kondisi cuaca cerah. 

Sebagai informasi, Gerhana Matahari Total berikutnya tidak akan datang hingga 4 Desember 2021. Untungnya tahun 2020 masih menyimpan satu fenomena langit terakhir seperti konjungsi besar Jupiter dan Saturnus pada 21 Desember mendatang.

Fakta Gerhana Matahari

1. Setiap tahun terjadi antara dua hingga sampai lima kali fenomena Gerhana Matahari.

2. Gerhana Matahari Total terjadi ketika Bulan sepenuhnya mengaburkan Matahari dan hanya menyisakan korona Matahari yang samar, dikenal sebagai Totalitas.

3. Gerhana matahari total jarang terjadi, hanya terjadi sekali setiap 18 bulan.

4. Terdapat jenis Gerhana Matahari lain, yang dikenal sebagai Gerhana Hibrid, yang bergeser antara Gerhana Total dan Gerhana Annular tergantung dari mana melihatnya dari Bumi. Namun, ini relatif jarang terjadi.

5. Kecepatan Bulan saat bergerak melintasi Matahari kira-kira 2.250 km (1.398 mil) per jam.

6. Gerhana Matahari sebagian, hanya dapat di lihat baik dari Kutub Utara atau Kutub Selatan saja.

7. Waktu menyaksikan fenomena alam Gatahari Matahari Total bisa berlangsung maksimal 7 menit 30 dedeti

8. Adapula, gerhana yang hampir identik dan jadang terjadi setelah 18 tahun 11 hari, dikenal sebagai Siklus Saros.

9. Tahun ini, Gerhana Matahari Total juga akan bertelatan dengan fenomena hujan meteor Geminid, dan ini dapat disaksikan oleh warga Indonesia. Atraksinya berupa lesatan puing-puing asteroid 3200 Phaeton sebanyak 150 meteor per jam.

Dan akan terbit pada pukul 19.58 WIB, tetapi waktu terbaik untuk mengamati puncak hujan meteor Geminid adalah pukul 02.00 WIB. Karena pada saat itu titik arah datang meteor berada pada titik tertinggi di langit.