JAKARTA - Fenomena Gerhana Matahari akan kembali menyambangi Indonesia, pada Minggu 21 Juni mendatang. Meski di sebagian belahan bumi fenomena ini akan teramati sebagai Gerhana Matahari Cincin (GMC), namun untuk kawasan Indonesia pemandangan tersebut hanya akan teramati sebagian.
"Gerhana Matahari Cincin (GMC) 21 Juni 2020 yang dapat diamati di Indonesia berupa Gerhana Matahari Sebagian," ungkap pihak BMKG dalam keterangan resminya, Jumat 19 Juni.
Dijelaskan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) fenomena ini terjadi ketika Matahari, Bulan dan Bumi berada tepat segaris. Pada saat itu piringan Bulan yang diamati dari Bumi akan terlihat lebih kecil daripada piringan Matahari.
Konfigurasi tersebutlah yang menyebabkan Gerhana Matahari akan terlihat seperti cincin. Di mana bagian gelap Bulan di bagian tengah, sementara bagian matahari yang tak tertutup akan jadi cincin cahaya di sekeliling bayangan Bulan.
Gerhana Matahari Cincin ini akan melintasi beberapa wilayah dunia seperti Afrika Barat, Timur Tengah, Asia Selatan dan Samudera Pasifik. Selain itu wilayah seperti sedikit bagian Afrika Utara dan Timur, Asia, Samudera India, sebagian negara Eropa, Australia Utara dan Samudera Pasifik bisa mengamati Gerhana Matahari Sebagian.
"Sementara di wilayah yang terkena penumbra, gerhana yang teramatinya berupa Gerhana Matahari Sebagian. Mengingat wilayah Indonesia berada di sebelah Selatan jalur Cincin, Matahari yang tertutupi piringan Bulan saat puncak gerhana adalah bagian sebelah kanannya," jelas BMKG.
Berdasarkan pengamatan BMKG terkait fenomena ini, 432 kota dan kabupaten di 31 provinsi akan bisa mengamati GMC dalam bentuk Gerhana Matahari Sebagian, dengan magnitudo terentang antara 0,000 di Kepanjen, Jawa Timur sampai dengan 0,522 di Melonguane, Sulawesi Utara.
"Adapun 83 pusat kota lainnya, yaitu dua kota di Bengkulu, tujuh kota di Lampung, sepuluh kota Jawa Tengah, dan tujuh kota di Jawa Timur, serta semua kota di Jawa Barat (kecuali Indramayu), Banten, DKI Jakarta, dan DI Yogyakarta tidak akan dilalui gerhana ini, karena nilai magnitudo gerhananya kurang dari 0," terang BMKG.
Menurut informasi yang dibagikan oleh BMKG, peristiwa alam ini akan pertama kali menyambangi wilayah Sabang pada pukul 13.16 WIB selama 2 jam 27 menit. Adapun kota yang waktu mulai gerhananya paling akhir adalah di Kepanjen, Jawa Timur, yakni pukul 15.19 WIB hanya selama 3 menit.
Puncak gerhana paling awal akan terjadi di Sabang, Aceh pada pukul 14.34 WIB, dan kota yang mengalami waktu puncak paling akhir adalah Agats, Papua pada pukul 17.37 WIT.
Sedangkan kontak akhir paling awal akan terjadi di Tais, Bengkulu pada pukul 15.06 WIB, dan kontak akhir paling akhir akan terjadi di Melonguane, Sulawesi Utara pada pukul 17.31 WITA.