JAKARTA - Fenomena gerhana matahari parsial atau sebagian akan terlihat di langit wilayah Asia Barat, Eropa dan Afrika Timur besok 25 Oktober.
Gerhana matahari ini merupakan yang kedua dan sekaligus terakhir di 2022. Fenomena itu akan terjadi pukul 04:58 EDT atau 15:58 WIB, di mana seperempat Matahari akan tertutup oleh bayangan Bulan.
Pertama kali gerhana matahari parsial terjadi pada 30 April lalu dan menyapu Pasifik tenggara serta Amerika Selatan bagian selatan.
Bagi mereka yang ingin menyaksikan fenomena gerhana matahari di akhir tahun ini, harus menempuh jarak yang sangat jauh ke timur-timur laut Moskow di Dataran Siberia Barat, di mana 82 persen Matahari akan tertutup.
Meski masyarakat Indonesia tidak dapat menyaksikan fenomena ini, mereka masih dapat melihat gerhana matahari parsial secara offline.
Royal Observatory Greenwich akan menawarkan siaran langsung acara tersebut, menunjukkan pemandangan dari Teleskop Astrografi Annie Maunder di Royal Observatory melalui kanal YouTube resminya.
Ada Empat Fenomena Gerhana Matahari
Merupakan fenomena yang sangat menarik, gerhana matahari terbagi menjadi empat jenis. Tergantung pada bagaimana Matahari, Bulan dan Bumi sejajar pada saat peristiwa.
Gerhana matahari sendiri selalu terjadi sekitar dua minggu sebelum atau seudah gerhana bulan. Empat jenis peristiwa itu yakni, gerhana matahari total di mana Matahari tertutup sepenuhnya oleh Bulan.
Kedua, gerhana matahari sebagian seperti yang terjadi besok, yakni saat Bulan tidak sepenuhnya menghalangi Matahari sehingga hanya sebagian dari Matahari yang tertutup. Digambarkan seperti Bulan mengigit Matahari.
Ketiga, gerhana matahari annular, di mana Bulan berpusat di depan Matahari tetapi tidak menutupi keseluruhan permukaan.
BACA JUGA:
Keempat, gerhana matahari hibrida yang merupakan fenomena paling langka, ini adalah kombinasi dari gerhana total dan annular, serta dihasilkan ketika bayangan bulan bergerak melintasi Bumi, dimulai sebagai salah satu jenis gerhana dan transisi ke yang lain.
Gerhana Matahari Selanjutnya
Melansir Space, Senin, 24 Oktober, setelah esok hari, langit tidak akan disuguhi fenomena gerhana matahai lagi hingga gerhana matahari hibrida langka terjadi pada 20 April 2023.
Sebagian gerhana ini akan terlihat di wilayah Asia Tenggara, Hindia Timur, Australia, Filipina, dan New Zealand. Bahkan, masyarakat Indonesia dan Papua Nugini juga akan bisa menyaksikan fenomena ini.