Penampakan Gerhana Super Flower Blood Moon Tertangkap Jelas dari Luar Angkasa
Fenomena langit gerhana bulan total atau Super Flower Blood Moon bisa dinikmati para astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). (foto: Twitter Astronot Samantha Cristoforetti)

Bagikan:

JAKARTA - Fenomena langit gerhana bulan total atau Super Flower Blood Moon ternyata tak hanya bisa dinikmati masyarakat di Bumi saja, para astronot yang berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pun dapat melihat pemandangan yang menakjubkan ini.

Dari atas sana pada 15 Mei kemarin, astronot asal Eropa Samantha Cristoforetti membagikan beberapa foto fenomena gerhana bulan total di Twitter-nya.

Foto tersebut menunjukkan tahapan berbeda dari gerhana bulan Blood Moon yang dibingkai oleh peralatan stasiun ruang angkasa dan dengan penampakan Bumi yang tertutup awan di bawahnya.

"Apakah kamu cukup beruntung bisa melihat gerhana bulan tadi malam? Kami benar!" tweet Cristoforetti.

Beberapa gambar Cristoforetti juga menunjukkan Bulan yang gelap dilihat melalui panel surya stasiun ruang angkasa.

Karena ISS menyelesaikan satu orbit mengelilingi Bumi setiap 90 menit, para astronot mungkin menikmati beberapa putaran dari fenomena tersebut.

Melansir Space, Selasa, 17 Mei, gerhana bulan Blood Moon dimulai pada Minggu, 15 Mei pukul 21:32 EDT (0132 GMT pada 16 Mei), ketika Bulan memasuki bagian yang lebih terang dari bayangan Bumi, yang disebut penumbra, dan selesai lebih dari lima jam kemudian ketika Bulan keluar dari Bumi.

Fenomena menakjubkan ini berlangsung selama 85 menit, dan merupakan yang terlama dalam 33 tahun. Diketahui, penumbra adalah fase gerhana total saat Bulan sepenuhnya tertutup umbra.

Saat gerhana total terjadi, Bulan tidak menghilang dari langit melainkan berubah menjadi merah, efek yang disebabkan oleh hamburan cahaya oleh atmosfer bumi. Efek ini bertanggung jawab atas peristiwa Blood Moon yang sering digunakan untuk merujuk pada Bulan yang sepenuhnya sedang mengalami gerhana.

Sebagai informasi, gerhana bulan penuh berikutnya akan terjadi pada 8 November dan akan mencapai puncaknya di atas Samudra Pasifik, yang diklaim bisa terlihat di wilayah Asia, Australia, Amerika Utara, sebagian Eropa utara dan timur, Kutub Utara dan sebagian besar Amerika Selatan.