Gerhana, <i>Super Blood Moon</i> di Malam Perayaan Waisak
ilustrasi (Image Credit: Ahsan Avi / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Gerhana Bulan akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Fenomena ini menjadi sangat spesial karena terjadi bersamaan dengan perayaan Tri Suci Waisak yang akan berlangsung pada 26 Mei besok. 

Bulan purnama ini adalah supermoon kedua yang terjadi tahun ini. Selain bertepatan dengan perayaan Hari Waisak, fenomena super blood moon makin istimewa karena terjadi 195 tahun sekali. 

Di saat matahari terbenam dan bulan yang menyingsing perlahan dalam kondisi gerhana. Penampakan bulan yang biasanya berwarna kuning cerah, perlahan akan berubah menjadi oranye hingga kemerah abu-abuan sehingga muncul istilah blood moon.

Di Indonesia, fenomena ini akan terjadi mulai dari arah timur-tenggara (hingga tenggara untuk Indonesia bagian timur). Super blood moon bisa disaksikan tanpa bantuan alat optik sekalipun. 

Melansir website Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), fenomena gerhana kali ini istimewa karena berbarengan dengan terjadinya Perige, yaitu ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi. Sehingga waktu ideal untuk menyaksikan super blood moon pada puncaknya pukul 18.13.30 WIB atau 19.13.30 WITA dan 20.13.20 WIT.

"Oleh karenanya, gerhana Bulan kali ini juga dapat disebut sebagai Bulan Merah Super mengingat sudut lebarnya yang lebih besar 13,77 persen dibandingkan dengan ketika berada di titik terjauhnya (Apoge), dan kecemerlangannya 15,6 persen dibandingkan dengan rata-rata atau 29,1 persen lebih terang dibandingkan dengan ketika Apoge," jelas LAPAN.

Durasi total fase gerhana kali ini cukup singkat, yakni 14 menit 30 detik. Istimewanya lagi, GBT tanggal 26 Mei 2021 bertepatan dengan detik-detik Waisak yakni pada 15 suklapaksa (paroterang) Waisaka 2565 Era Buddha.

"Pada dasarnya detik-detik Waisak terjadi ketika purnama Waisak atau disebut juga Waisaka Purnima yang selalu jatuh pada tanggal 15 suklapaksa di bulan Waisaka," tulis LAPAN.

Pada saat bulan purnama, Bulan dan Matahari akan berada pada satu garis lurus sedemikian rupa, sehingga cahaya Matahari dapat menerangi permukaan Bulan secara maksimal, dengan Bumi berada di antara keduanya. Oleh karena itu, nantinya Bulan akan tampak bulat sempurna jika terlihat dari Bumi. 

Tak hanya di Indonesia, fenomena ini juga dapat disaksikan di Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru, Oseania, dan sebagian besar benua Amerika kecuali Kanada bagian timur. Wilayah Kepulauan Virgin sampai dengan Trinidad-Tobago, Brazil bagian timur, Guyana, Suriname, dan Guyana Prancis juga dapat menyaksikan fenomena langka ini.