JAKARTA - Tahun 2020 dimulai dengan fenomena gerhana bulan penumbra yang diperkirakan terjadi pada Sabtu 11 Januari, dini hari. Gerhana bulan hanya dapat terjadi selama bulan purnama. Tapi, gerhana bulan penumbra berbeda dari gerhana bulan total.
Gerhana bulan penumbra berarti bulan hanya melewati daerah bayangan penumbra bumi. Bayangan penumbra itu samar. Berbeda dengan gerhana bulan total yang melewati bayangan umbra bumi atau bayangan inti yang merupakan bagian sangat gelap, gerhana bulan penumbra akan berada di bagian penumbra yang bayangannya lebih terang.
Selama gerhana bulan total, perubahan lebih dramatis karena seluruh bulan tampak berwarna merah tua. Gerhana akan berlangsung sekitar empat jam.
Gerhana bulan penumbra kali ini akan terlihat bagi mereka yang di berada di Asia, Australia, Eropa, dan Afrika. Gerhana ini tidak dapat disaksikan di sebagian besar wilayah Amerika dan Samudera Pasifik bagian Timur.
Dikutip dari BMKG, Jumat 10 Januari 2020, di Indonesia bagian barat, gerhana bulan terjadi pada Sabtu 11 Januari 2020 pukul 00.05 WIB. Gerhana akan mencapai puncaknya pada 02.10 dan berakhir pada 04.14 WIB.
Siapa yang melihat #gerhana matahari cincin kemarin ? Bulan Januari 2020 kalian akan melihat gerhana, tapi kali ini gerhana bulan penumbra. Tepatnya di tanggal 11 Januari 2020. pic.twitter.com/7iewkF2q4y
— BMKG (@infoBMKG) January 8, 2020
Gerhana bulan penumbra kali ini merupakan anggota ke-16 dari 71 anggota pada seri Saros 144. Gerhana bulan sebelumnya yang berasosiasi dengan gerhana ini, diketahui terjadi pada 30 Desember 2001. Adapun gerhana bulan yang akan datang yang berasosiasi dengan gerhana bulan ini adalah gerhana bulan penumbra yang terjadi pada 21 Januari 2038.
Indonesia terakhir kali mengalami fenomena gerhana pada 26 Desember 2019. Saat itu fenomena yang terjadi adalah Gerhana Matahari Cincin. Fenomena yang cukup langka munculnya ini baru bisa kembali teramati sekitar 1 atau dua tahun ke depan. Pada 2020 sendiri, diperkirakan akan terjadi 6 kali gerhana yaitu 2 kali gerhana matahari dan 4 kali gerhana bulan.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) Thomas Djamluddin mengatakan, gerhana bulan penumbra ini memunculkan kemungkinan pasang air laut yang dapat menyebabkan banjir rob.
Pasang surut air laut disebabkan pengaruh gravitasi matahari dan bulan. Gravitasi bulan bisa menyebabkan pasang laut purnama ketika Bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis lurus yang membuat pasang naik yang tinggi dan surut yang rendah. Kejadian itu terjadi ketika terjadi bulan baru dan bulan purnama.
Gerhana bulan penumbra yang akan terjadi pada 11 Januari juga akan mempengaruhi pasang air laut, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi pasang naik air laut maksimum di Teluk Jakarta terjadi pada periode 9-12 Januari 2020.
Ketinggian maksimal yang bisa dicapai pasang naik itu bisa mencapai 0,6 meter yang berpotensi menghambat laju aliran air sungai masuk ke laut di Teluk Jakarta.