Inilah Tiga Negara Penyedia Taksi Otonom, Dua di Antaranya Ada di Asia
Taksi Otonom Cruise saat beroiperasi di San Francisco. (foto: Twitter @Cruise)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Taksi otonom adalah angkutan umum tanpa sopir. Kendaraan yang digunakan sebagai taksi otonom dibekali dengan teknologi canggih yang memungkinkan mobil untuk berjalan dengan sendirinya tanpa bantuan atau intervensi dari manusia atau pengemudi (self-driving). Di negara-negara maju, taksi otonom telah menjadi ladang bisnis baru. Berikut beberapa negara penyedia taksi otonom.

Negara Penyedia Taksi Otonom

Dihimpun VOI dari berbagai sumber, Kamis, 18 November 2022, negara-negara yang telah mengadopsi teknologi taksi otonom antara lain:

  1. Amerika Serikat

Amerika Serikat termasuk salah satu negara maju yang sudah mengadopsi teknologi taksi otonom. Layanan taksi tanpa sopir di sediakan oleh Cruise, perusahaan kendaraan otonom yang mayoritas sahamnya dikuasai oleh General Motors.

Pada Juni 2022 lalu, GM Cruise mengumumkan bahkan pihaknya telah mengantongi izin untuk memungut biaya kepada konsumen taksi otonom di San Francisco.

Mobil yang dijadikan sebagai taksi otonom oleh cruise adalah kendaraan listri bertenaga baterai, yang disebut sebagai kendaraan potensial untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.

Dikutip dari Tempo, taksi otonom yang dikelola Cruise hanya diperbolehkan melaju dengan kecepatan maksimal 48 km/jam. Armada taksi otonom juga dilarang beroperasi pada pukul 22.00 hingga 06.00 dan tidak diizinkan berjalan saat terjadi kabut tebal serta hujan deras.

Selain mengoperasikan taksi otonom di San Francisco, Cruise juga akan meluncurkan layanan robotaxi di Phoenix, Arizona, dan Austin, Texas, sebelum akhir 2022.

  1. China

Negara penyedia taksi otonom yang kedua adalah China. Layanan taksi tanpa sopir di Negeri Tirai Bambu disediakan oleh Baidu yang notabene adalah perusahaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV).

Disadur dari ANTARA, Baidu akan menawarkan layanan robotaxi komersial, tanpa ada pengemudi, di beberapa area di kedua kota di China melalui platform berbagi tumpangan otonom perusahaan itu, Apollo Go.

Baidu mengatakan pihaknya akan menerapkan pemantauan berulang dan kemudi paralel untuk memastikan keselamatan penumpang.

Baidu telah meluncurkan layanan uji coba pada Apollo Go di berbagai kota di China seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, dan Shenzhen.

Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meluncurkan serangkaian kebijakan untuk mempromosikan pengembangan dan komersialisasi teknologi swakemudi, demikian Xinhua dikutip Jumat.

  1. Korea Selatan
Taksi otonom di Korea
Taksi otonom di Korea (Sumber Seoul Metropolitan Government via Korea Times)

Selain Amerika dan China, Korea Selatan (Korsel) juga telah mengadopsi teknologi taksi otonom.

Sebagai salah satu pusat teknologi dunia, Korsel meluncurkan program terobosan di bidang transportasi publik, dengan menghadirkan layanan taksi otonom.

Gelombang pertama layanan taksi otonom hadir di Kota Seoul dan sudah beroperasi di wilayah barat kota, terpatnya di Distrik Sangam-dong, Seoul barat, menyadur VOI.

Setiap penumpang dapat memanggil salah satu taksi melalui aplikasi TAP! di smartphone. Menariknya, tarif yang dikenakan bersifat flat, yakni sebesar 2.000 won atau sekitar Rp24.026 per perjalanan, secara otomatis dibayarkan pada aplikasi.

Mengelilingi dua area komersial terpisah di distrik tersebut, kendaraan akan mengambil dan menurunkan penumpang di titik mana pun di sepanjang rute, yang telah ditetapkan pada aplikasi, menurut pemerintah kota Seoul.

Pemerintah kota juga berencana meluncurkan bus otonom di daerah tersebut. Termasuk bus dan taksi otonom, kota tersebut berusaha untuk mengoperasikan hingga 12 kendaraan angkutan umum otonom di distrik Sangam-dong, zona untuk proyek percobaan kendaraan otonom kota, pada akhir tahun ini.

Demikian informasi seputar negara penyedia taksi otonom. Semoga bermanfaat!