Harga Bitcoin Turun Tajam, Begini Nasib Perusahaan Penambangan Bitcoin Bitfarms!
Perusahaan penambangan bitcoin, Bitfarms. (Foto; Dok. Barrons)

Bagikan:

JAKARTA – Bitfarms adalah salah satu perusahaan penambangan Bitcoin terbesar di dunia yang berbasis di Toronto, Kanada. Perusahaan yang didirikan pada 2017 itu dilaporkan lebih banyak melakukan penjualan Bitcoin hasil penambangannya. Bitfarms telah menjual 2.595 BTC selama setahun terakhir.

Di sisi lain, penjualan itu dilakukan Bitfarms sambil menambang 1.515 BTC. Penjualan tersebut merupakan bagian dari upaya Bitfarms untuk mempertahankan diri di saat bear market berkepanjangan. Selain itu, Bitfarms juga telah memangkas biaya operasional dan mengurangi utangnya selama kuartal tersebut.

Meski begitu, perusahaan penambangan Bitcoin itu masih memiliki utang senilai 55 juta dolar AS dengan jaminan rig mesin penambangan dan 23 juta dolar dalam utang yang dijaminkan dengan Bitcoin.

Menurut analis penambangan Bitcoin, Jaran Mellerud, penjualan Bitcoin yang dilakukan Bitfarms telah membantu mengurangi beban utangnya, meski perusahaan tidak memiliki banyak Bitcoin hasil penambangan yang tersisa, sebagaimana laporan CryptoSlate.

“(Bitfarms) memegang 38 juta dolar AS uang tunai dan 2.064 bitcoin. Masalahnya adalah bahwa 1.724 dari Bitcoin ini dijaminkan sebagai jaminan, memberi perusahaan total likuiditas yang tidak dijaminkan hanya 44 juta dolar AS,” ujar Mellerud.

Penurunan harga aset digital utama dalam beberapa bulan terakhir telah menimbulkan tantangan besar lainnya bagi perusahaan mining karena harus mempertahankan nilai agunan 125 persen terhadap pinjaman.

Bear market atau fase penurunan pasar kripto telah dimulai sejak kolapsnya Terra (LUNA) pada Mei lalu. Sejak itu, harga Bitcoin dan mata uang kripto lain turut anjlok. Harga cryptocurrency turun lebih dalam lagi pada bulan ini yang dipicu kebangkrutan salah satu bursa kripto terbesar, FTX.

Saat penulisan, Bitcoin diperdagangkan di harga 16.596 dolar AS (setara Rp 259.466.475). Pergerakan harga Bitcoin mengalami penurunan sebesar 10,6 persen dalam satu pekan terakhir. Sementara, dari harga tertinggi sepanjang masanya (ATH) Rp984.115.318 yang tertoreh pada 10 November 2021, BTC anjlok sebesar 73,7 persen dari ATH-nya.