JAKARTA - Laporan terbaru Kaspersky mengungkapkan bahwa 24 persen (Indonesia 17 persen) perusahaan dengan 50 hingga 999 karyawan siap menggunakan alternatif perangkat lunak bisnis bajakan untuk mengurangi pengeluaran TI.
Selain itu, di antara jenis usaha berskala kecil (kurang dari 50 karyawan), hanya sebanyak 8 persen (Indonesia 4 persen) yang siap mengambil langkah tersebut. Tindakan ini dapat secara serius mempengaruhi keamanan siber perusahaan, karena musuh secara aktif mendistribusikan file berbahaya dengan kedok perangkat lunak yang paling banyak digunakan.
Menurut Kaspersky Security Network (KSN), hanya dalam waktu delapan bulan, ada sebanyak 9.685 pengguna telah terpapar malware dan perangkat lunak berbahaya yang menyamar sebagai produk perangkat lunak paling populer untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Secara umum, 4.525 file unik yang berbahaya atau tidak diinginkan disebarkan melalui perangkat lunak terkait UMKM yang didistribusikan secara tidak resmi (termasuk bajakan).
“Kurangnya sumber daya adalah situasi umum yang kerap dihadapi sektor UMKM, tetapi penggunaan perangkat lunak bajakan atau yang diretas harus sepenuhnya dikecualikan jika organisasi menghargai keamanan, reputasi, dan pendapatannya,” kata Alexander Shlychkov, Product Marketing Lead di Kaspersky dari pernyataan yang diterima beberapa hari lalu.
Studi Kaspersky ini bertujuan untuk mengeksplorasi taktik manajemen krisis mana yang dianggap paling berhasil oleh para pemimpin bisnis, dan bagaimana langkah yang diambil dapat secara serius memengaruhi ketahanan dunia maya perusahaan.
Langkah-langkah aman seperti mencari kontraktor dengan biaya terjangkau (41 persen) dan mengadopsi alternatif gratis dari perangkat lunak biasa (32 persen) menjadi pilihan paling populer di kalangan responden untuk memangkas biaya.
BACA JUGA:
Jenis program yang menurut responden dapat diganti dengan salinan bajakan, mayoritas memilih perangkat lunak untuk manajemen proyek, pemasaran, dan penjualan. Sebanyak 41 persen bahkan setuju untuk menggunakan perangkat lunak keamanan siber bajakan.
“Salinan perangkat lunak bajakan biasanya datang dengan Trojan dan penambang (miners) dan tidak berisi perbaikan, pembaruan atau tambalan yang dirilis oleh pengembang resmi untuk menutup kerentanan yang mungkin dieksploitasi oleh penjahat dunia maya. Alternatif gratis namun resmi adalah pilihan yang jauh lebih baik bagi mereka yang perlu menghemat uang untuk kebutuhan TI,” tandasnya.