Meski Jumlahnya Turun, Serangan <i>Mobile Malware</i> Masih Mengintai Indonesia
Ilustrasi mobile malware (foto: Pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Tidak ada ruang digital yang 100 persen aman dari ancaman para penjahat dunia maya. Selama paruh waktu pertama tahun 2022, Kaspersky berhasil mendeteksi dan memblokir 79.442 serangan malware.

Jumlah serangan malware menargetkan perangkat seluler di Indonesia ini turun 66 persen jika dibandingkan dengan deteksi pada periode yang sama tahun lalu, dengan 232.483 serangan.

Namun, perusahaan global cybersecurity tersebut mengungkapkan masih terlalu dini untuk menganggap ancaman mobile malware tidak berbahaya. Perusahaan melihat kemampuan penjahat siber menyebarkan elemen berbahaya semakin beragam.

Hal tersebut dibuktikan dengan temuan Kaspersky bahwa banyak aplikasi palsu yang berbeda didistribusikan melalui toko aplikasi resmi. Tidak jarang aplikasi yang diterbitkan di toko disertai dengan peringkat yang sempurna dengan semua ulasan palsu positif yang diposting di halaman.

Hal serupa juga ditemukan oleh Meta. Peneliti keamanan Meta menemukan lebih dari 400 aplikasi Android dan iOS berbahaya tahun ini yang dirancang untuk mencuri informasi login Facebook dan membahayakan akun pengguna.

Menurut Meta, aplikasi tersebut bahkan terdaftar di Google Play Store dan Apple App Store dan menyamar sebagai aplikasi editor foto, gim, layanan VPN, aplikasi bisnis, dan utilitas lain untuk mengelabui orang agar mengunduhnya. 

Selain itu, untuk enam bulan pertama tahun 2022 saja, Indonesia berada di peringkat ke-4 secara global dalam hal ancaman seluler.

“Pakar keamanan kami baru-baru ini mengungkapkan kampanye kriminal siber aktif yang menargetkan pengguna perangkat seluler di wilayah Asia Tenggara Harly, Anubis, dan Roaming Mantis,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, dalam pernyataan yang diterima di Jakarta.

Yeo menjelaskan, Harly adalah Trojan Subscriber yang menargetkan pengguna di negara-negara Asia Tenggara. Trojan tersebut dapat membuat pengguna berlangganan layanan berbayar tanpa sepengetahuan mereka. 

“Anubis menggabungkan Trojan mobile banking dengan fungsionalitas ransomware untuk memeras lebih banyak uang dari korbannya. Sementara Roaming Mantis, merupakan kelompok terkenal yang secara aktif menargetkan pengguna Android dan iOS,” tambah Yeo.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa terlepas dari jenis perangkat yang kita gunakan, penjahat dunia maya dapat menginfeksi ponsel cerdas kita, kemudian mencuri semua data dan uang di dalamnya, dan bahkan mengakses atau bahkan menghapus pesan, email, foto pribadi, dan lainnya.