JAKARTA - Medibank Private Ltd, perusahaan asuransi kesehatan terbesar di Australia, pada Senin 7 November menyatakan tidak akan ada pembayaran tebusan yang dilakukan kepada penjahat yang bertanggung jawab atas pencurian data baru-baru ini. Dalam peretasan itu, terdapat sekitar 9,7 juta data pelanggan dan mantan pelanggan telah dikompromikan oleh hacker.
Menyoroti temuan penyelidikan perusahaan hingga saat ini, Medibank mengkonfirmasi bahwa nama, tanggal lahir, alamat, nomor telepon, dan alamat email untuk sekitar 9,7 juta pelanggan saat ini dan mantan pelanggan diakses dalam pencurian data.
Masalah keamanan dunia maya di Australia telah meningkat tajam belakangan ini, dengan adanya laporan pemerintah yang menunjukkan ada satu serangan setiap tujuh menit.
"Berdasarkan saran ekstensif yang kami terima dari para pakar kejahatan dunia maya, kami yakin hanya ada kemungkinan terbatas membayar uang tebusan untuk memastikan kembalinya data pelanggan kami dan mencegahnya dipublikasikan," kata CEO Medibank, David Koczkar, seperti dikutip Reuters.
Koczkar menambahkan bahwa membayar uang tebusan dapat mendorong peretas untuk memeras pelanggan secara langsung, melukai lebih banyak orang. Perusahaan asuransi menegaskan kembali bahwa operasi bisnis tetap normal selama serangan siber, dengan pelanggan terus mengakses layanan kesehatan.
BACA JUGA:
Medibank memperingatkan pelanggannya agar ekstra waspada karena penjahat dapat membocorkan data secara online atau mencoba menghubungi pelanggan secara langsung.
Perusahaan Australia ini juga telah melihat serangkaian serangan peretasan hanya dalam beberapa minggu terakhir, sementara unit Telekomunikasi Singapura, Optus, telah mengungkapkan pelanggaran hingga 10 juta akun pelanggan, dan Woolworths mengungkapkan data jutaan itu adalah pelanggan yang menggunakan situs web belanja murah yang telah disusupi.
Medibank mengatakan akan menugaskan tinjauan eksternal untuk belajar dari serangan siber sambil memperluas Program Dukungan Respons Sibernya.