Bagikan:

JAKARTA - Europa kembali memperlihatkan dirinya kepada pesawat ruang angkasa Juno milik NASA. Berbeda dari gambar sebelumnya, bulan Jupiter itu terlihat lebih dekat dengan detail yang tak biasa.

Gambar tersebut mengungkapkan permukaan es beku dengan bintik-bintik gelap yang menyelimuti di sudut kanan atas gambar dan di kanan bawah tengah, menurut para ilmuwan, kemungkinan ini dihasilkan oleh material yang muncul dari kedalaman laut Europa dan menyembur ke permukaan es.

Sementara, titik-titik putih kecil yang tersebar di seluruh gambar, kata para ilmuwan merupakan tanda-tanda penetrasi partikel berenergi tinggi dari lingkungan radiasi parah di sekitar bulan.

Juno mengambil gambar dengan kamera Stellar Reference Unit (SRU), yang biasanya membantu Juno mempertahankan orientasinya untuk menentukan posisi pesawat ruang angkasa pada bintang-bintang di kosmos sekitarnya, tetapi selama terbang, SRU digandakan sebagai instrumen sains, menangkap gambar hitam-putih yang menakjubkan.

Gambar baru yang dihasilkan Juno itu menunjukkan permukaan Europa pada resolusi 840 hingga 1.115 kaki per piksel. Menariknya, SRU mengambil gambar pada malam hari, ketika satu-satunya cahaya yang menyinari bulan adalah yang terpantul dari puncak awan Jupiter.

"Gambar ini membuka tingkat detail yang luar biasa di wilayah yang sebelumnya tidak dicitrakan pada resolusi seperti itu dan di bawah kondisi pencahayaan yang terbuka seperti itu," ungkap kepala penyelidik SRU, Heidi Becker seperti dikutip dari Space, Sabtu, 8 Oktober.

"Penggunaan kamera pelacak bintang oleh tim untuk sains adalah contoh bagus dari kemampuan terobosan Juno. Fitur-fitur ini sangat menarik. Memahami bagaimana mereka terbentuk, dan bagaimana mereka terhubung ke sejarah Europa memberi tahu kami tentang proses internal dan eksternal yang membentuk kerak es," imbuhnya.

Juno mengambil gambar pada 29 September ketika melakukan perjalanan terdekatnya dari Europa, dan mengorbit sekitar 256 mil di atas cangkang es bulan.

Gambar-gambar tersebut memberikan kesempatan para ilmuwan untuk memberikan pandangan mereka yang paling rinci tentang permukaan Europa sejak terbang lintas Galileo pada 2000. Mereka menyatakan Europa adalah salah satu tempat paling mungkin di Tata Surya untuk menampung kehidupan di luar Bumi.

Tujuan sains utama Juno adalah hanya berfokus pada raksasa gas Jupiter, tetapi ketika misi diperpanjang tahun lalu, para ilmuwan dapat menjadwalkan beberapa waktu pengamatan untuk tiga dari empat bulan utama planet ini yakni Ganymede, Europa dan Io.

"Dengan terbang lintas Europa ini, Juno kini telah melihat dua bulan Jupiter yang paling menarik dari jarak dekat, dan kerak cangkang esnya terlihat sangat berbeda satu sama lain," ujar fisikawan di Southwest Research Institute di San Antonio dan penyidik ​​utama Juno, Scott Bolton.

"Pada 2023, Io, bulan paling vulkanik di Tata Surya, akan bergabung dengan klub," sambungnya.

Sebagai informasi, para ilmuwan masih menganalisis data Juno yang dikumpulkan selama terbang lintas Europa baru-baru ini, mereka akan mempelajari lebih lanjut tentang dunia yang menarik, yang diyakini banyak orang mungkin menampung kehidupan mikroba di kedalaman laut bawah permukaannya.