Mayoritas Pemegang Saham di Twitter Inc., Setuju Penjualan ke Elon Musk
Twitter Inc, disetujui untuik dijual ke Elon Musk. (foto: twitter @twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Mayoritas pemegang saham di Twitter Inc telah memberikan suara mendukung penjualan saham sebesar  44 miliar dolar AS (Rp659 triliun) dari perusahaan media sosial itu kepada Elon Musk. Hal ini dikemukakan oleh sumber di perusahaan itu pada Senin, 12 September.

Batas waktu pemungutan suara pemegang saham pada kesepakatan itu adalah Selasa, 13 September. Namun sebelum ditutup, sudah cukup banyak investor yang memilih pada Senin malam untuk memastikan hasilnya.

Sumber tersebut meminta anonimitas namanya sebelum pengumuman resmi. Twitter dan perwakilan untuk Musk tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas laporan itu.

Musk telah memberi tahu Twitter bahwa dia tidak akan melanjutkan akuisisi, dengan alasan dia disesatkan atas akun spam di platform dan tidak diberitahu tentang penyelesaian pembayaran yang dicapai perusahaan dengan salah satu eksekutif puncaknya. Kedua belah pihak dijadwalkan untuk bertarung di pengadilan pada 17 Oktober.

Pemegang saham secara luas diharapkan untuk memilih “mendukung” setelah penurunan pasar saham membuat kesepakatan Musk sebesar 54,20 dolar AS per saham untuk Twitter, yang ditandatangani pada bulan April, terlihat mahal  untuk saat ini. Saham Twitter sekarang berada di harga sekitar 41 dolar AS pr saham.

Sebelumnya pada Senin lalu, Twitter mengatakan pembayaran yang dilakukan kepada sang whistleblower tidak melanggar ketentuan penjualannya ke Musk, apalagi setelah orang terkaya di dunia itu melakukan upaya lain untuk membatalkan kesepakatan mereka.

Pengacara Twitter mengatakan alasan Musk ingin mundur dari kesepakatan itu adalah "tidak valid dan salah."

Pekan lalu, pengacara Musk mengatakan kegagalan Twitter untuk meminta persetujuannya sebelum membayar 7,75 juta dolar AS kepada sang whistleblower, Peiter Zatko dan pengacaranya melanggar perjanjian merger, yang membatasi kapan Twitter dapat melakukan pembayaran tersebut.

Zatko, yang dipecat oleh Twitter pada Januari lalu sebagai kepala keamanan perusahaan, menuduh perusahaan media sosial itu bulan lalu dengan salah mengklaim bahwa mereka memiliki rencana keamanan yang solid dan membuat pernyataan menyesatkan tentang pertahanannya terhadap peretas dan akun spam.

Pelapor akan bertemu dengan komite Kehakiman Senat AS pada Selasa 13 September untuk membahas tuduhan tersebut.

"Dengan kubu Musk sekarang diizinkan untuk memasukkan klaim Zatko dalam kesaksiannya untuk Delaware, sidang besok akan diawasi dengan ketat," tulis analis Wedbush dalam sebuah catatan.

Sidang Twitter vs Musk dijadwalkan akan dimulai pada 17 Oktober di Delaware Chancery Court.