Twitter Sempat Setuju Bayar Sang <i>Whistleblower</i> Rp103 Miliar Agar Tutup Mulut
Twitter sempat setuju bayar Peiter Zatko. (foto; dok. pixabay)

Bagikan:

JAKARTA - Twitter Inc pada Juni lalu sudah setuju untuk membayar sekitar 7 juta dolar AS (Rp 103 miliar) kepada whistleblower Peiter "Mudge" Zatko yang tuduhannya akan menjadi bagian dari kasus Elon Musk terhadap perusahaan itu. Hal ini pertama kali dilaporkan oleh Wall Street Journal melaporkan pada Kamis, 8 September yang  mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Pelapor, Peiter "Mudge" Zatko, yang dipecat oleh Twitter pada Januari, sebelumnya adalah kepala keamanan perusahaan media sosial itu. Zatko Agustus lalu kemudian menuduh perusahaan media sosial itu secara salah mengklaim bahwa mereka memiliki rencana keamanan yang solid dan membuat pernyataan menyesatkan tentang pertahanannya terhadap peretas dan spam. akun.

Zatko akan bertemu dengan komite Kehakiman Senat AS pada 13 September untuk membahas tuduhan tersebut.

Penyelesaian itu selesai beberapa hari sebelum Zatko mengajukan pengaduan pelapornya pada bulan Juli, menurut laporan WSJ.

Sebagai bagian dari penyelesaian, Zatko menyetujui perjanjian kerahasiaan yang melarang dia berbicara secara terbuka tentang masa kerjanya di Twitter atau segala sesuatu yang meremehkan perusahaan.

Penyelesaian rahasia Juni lalu terkait dengan kompensasi hilangnya waktu untuk Zatko dan mengikuti mediasi selama berbulan-bulan lebih dari puluhan juta dolar dalam pembayaran potensial yang seharusnya ia terima.

Namun tak diketahui secara pasti, apakah akhirnya Twitter benar-benar membayar kompensasi itu. Jika melihat laporan Zatko, besar kemungkinan uang tutup mulut itu tak dibayarkan sehingga kasus ini meledak.

Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Musk sendiri terlibat dalam pertempuran hukum langsung dengan Twitter atas tawarannya untuk membeli perusahaan senilai 44 miliar dolar AS setelah dia mengubah arah untuk membatalkan kesepakatan dengan mengatakan bahwa perusahaan media sosial telah menyesatkannya tentang jumlah bot dan akun palsu di situs tersebut.