Bagikan:

JAKARTA -  Inflasi yang tengah melanda dunia serta pandemi COVID-19 yang belum juga usai, membuat sejumlah perusahaan teknologi kesulitan. Apalagi mereka tak bisa “menambang” pemasukan besar dari penjualan produknya saja.

Perusahaan gim online Roblox Corp akhirnya mengumumkan pada Jumat, 9 September  bahwa pihaknya berencana untuk meluncurkan iklan 3D di platformnya pada tahun depan. Ini dikarenakan perusahaan itu tengah  berusaha untuk mendiversifikasi aliran pendapatannya di luar pembelian gim saja.

Keputusan ini akan menguji pengembang iklan dan beberapa pengiklan pada akhir tahun ini untuk membuat iklan 3D yang harus bisa menarik calon pembeli. “Pengalaman iklan 3D, lebih dikenal sebagai "iklan imersif", hanya akan menjangkau pemirsa berusia 13 tahun ke atas,” kata Roblox, seperti dikutip Reuters.

Pengumuman tersebut, muncul pada saat ekonomi yang memburuk dan terus merusak industri periklanan, termasuk raksasa seperti Snap Inc dan pemilik Facebook, Meta Platforms  yang mengaku sangat terpengaruh karena hal itu.

Roblox yang berbasis di California, yang terkenal dengan permainannya "Jailbreak" dan "MeepCity", telah merasakan kesulitan saat sekolah-sekolah di AS kembali dibuka setelah sempat dilakukan lockdown akibat pandemi COVID-19. Lockdown dan inflasi yang sangat tinggi mereka rasakan menghambat pengeluaran pengguna.

Untuk memerangi permintaan yang terus menurun, Roblox telah menggandakan "metaverse", ruang virtual di mana pemain dapat melakukan segalanya mulai dari nongkrong dan mengobrol hingga berbelanja dan menghadiri konser.

Saat ini, mereka menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari mata uang virtualnya "Robux", yang digunakan anak-anak untuk meningkatkan avatar pemain dengan membeli item dalam gim seperti aksesori atau hewan peliharaan.