Bagikan:

JAKARTA – ISIS dilaporkan membuat NFT dan berencana menjual koleksi seni digital mereka. Para ahli khawatir ISIS akan memanfaatkan NFT untuk pencucian uang guna memeperkuat organisasi dan aksi teror mereka.

Sebagaimana dilaporkan The Wall Street Journal, keamanan nasional telah memperingatkan kemungkinan ISIS menyebarluaskan NFT mereka. Organisasi teroris dapat menggunakan teknologi blockchain untuk menghindari sanksi dan menghasilkan dana untuk kampanye teroris mereka.

NFT ISIS tersebut berjudul “IS-NEWS #01” menampilkan pernyataan yang memuji militan Islam yang berbasis di Afghanistan karena menyerang posisi Taliban di samping foto simbol ISIS.

Melansir NFT Now, salah satu pendiri perusahaan riset Amerika Jihadoscope, Raphael Gluck, konon menemukan NFT yang dimaksud di akun media sosial pendukung ISIS. Mereka juga dikabarkan membuat dua NFT lagi pada tanggal 26 Agustus. Salah satunya menampilkan seorang pejuang ISIS yang menginstruksikan anak-anak tentang cara membuat bahan peledak, sementara yang satu lagi menampilkan pejuang ISIS sedang merokok.

Menurut laporan tersebut, ini menandai contoh pertama yang diketahui dari kelompok teroris yang membuat dan mendistribusikan NFT. Kasus ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa sifat teknologi blockchain yang tidak dapat diubah dapat memfasilitasi penyebaran propaganda dan pesan teroris.

Ini dapat mengisyaratkan bahwa organisasi teroris sedang bereksperimen dengan teknologi mutakhir dalam upaya untuk mengidentifikasi cara-cara baru untuk menyampaikan pesan mereka dan mengumpulkan dana.

NFT ISIS Dijual di OpenSea dan Rarible

NFT milik ISIS itu dilaporkan dijual di sejumlah marketplace NFT terkemuka seperti OpenSea dan Rarible. Namun, OpenSea dan Rarible langsung menindak dan menghapus NFT milik ISIS tersebut. Selain itu, pihak marketplace NFT juga membekukan akun organisasi teroris.

Pihak OpenSea menyatakan bahwa tindakan itu adalah bagian dari “kebijakan nol toleransi tegas untuk (akun yang) mempromosikan kebencian dan kekerasan.” Sementara Rarible juga melakukan hal yang sama dengan OpenSea.

NFT milik organisasi teroris itu berpeluang digunakan untuk pengumpulan dana para ekstremis. Selain itu, mereka juga berpotensi melakukan pencucian uang melalui market NFT. Namun, meskipun di hapus dari platform perdagangan NFT, IS-NEWS #01 bakal tetap ada di blockchain.