Elon Musk Lampirkan Laporan dari Peiter Zatko Sebagai Alasan Pembatalan Akuisisi Twitter
Twitter semakin terdesak dengan adanya laporan dari Peiter Zatko. (foto: twitter @twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Elon Musk telah mengirim surat tambahan untuk menjadi alasan penghentian kesepakatan ke Twitter Inc . CEO Tesla ini memasukkan keluhan dari pelapor (whistleblower) dari mantan kepala keamanan perusahaan media sosial itu sebagai alasan lain, untuk membatalkan kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS (Rp659 triliun).

Pekan lalu, Peiter “Mudge” Zatko, seorang peretas terkenal, mengatakan dalam keluhannya bahwa Twitter memprioritaskan pertumbuhan pengguna daripada mengurangi spam. Bahkan Twitter ditudingnya secara keliru mengklaim bahwa mereka memiliki rencana keamanan yang solid.

Musk dan tim hukumnya mengatakan dalam sebuah surat tertanggal 29 Agustus, jika tuduhan itu benar, maka Twitter telah melanggar beberapa ketentuan perjanjian merger. Ini berarti Musk dengan mudah bisa membatalkan rencana Akuisisinya terhadap Twitter.

Twitter, bagaimanapun, mengatakan dalam surat gugatannya, bahwa pembatalan akuisisi itu tidak valid dan salah berdasarkan ketentuan kesepakatan yang ada di antara mereka.

Musk sendiri juga telah memanggil Zatko, untuk mencari informasi yang sebagian besar tentang cara situs microblogging mengukur akun spam.

Musk memutuskan untuk mengakhiri kesepakatan dengan Twitter pada bulan Juli. Ia juga mengatakan bahwa perusahaan itu menyesatkan dia dan regulator tentang jumlah sebenarnya dari akun spam atau bot di platform microblogging.

Menurut gugatan baru dari Musk pada Selasa, Tim hukumnya menyatakan tuduhan pada fakta-fakta tertentu, yang diketahui Twitter sebelum 8 Juli tetapi tidak diungkapkan kepada mereka, memberikan dasar tambahan dan berbeda untuk mengakhiri kesepakatan.

Pergantian peristiwa terbaru muncul ketika kedua belah pihak menuju pengadilan lima hari di Pengadilan Kanselir Delaware yang akan dimulai pada 17 Oktober. Twitter meminta Kanselir Kathaleen McCormick untuk memerintahkan Musk tetap membelinya dengan harga 54,20 dolar AS per saham yang mereka sepakati sejak awal.