Bagikan:

JAKARTA - Setelah Elon Musk mencoba keluar dari kesepakatan untuk mengakuisisi Twitter 44 miliar dolar AS (Rp659 triliun) dan perusahaan microblogging itu menuntutnya. Musk sempat meminta penundaan persidangan mereka hingga tahun depan. Meski gagal, karena persidangan akan digelar 17 Oktober, namun CEO Tesla itu tak menyerah untuk meminta penundaan persidangan lagi.

Kabar terbaru Tim pengacara Musk mengusulkan jadwal baru agar persidangan itu bisa ditunda hingga pertengahan atau akhir November.

Kali ini, mereka mengutip kesaksian mantan kepala keamanan Twitter Peiter "Mudge" Zatko, yang telah mengajukan klaim pelapor terhadap perusahaan yang menuduhnya melakukan kelemahan keamanan, membuat "pernyataan palsu dan menyesatkan" kepada pengguna dan FTC, dan mempekerjakan agen dari pemerintah asing.

Pengacara Musk  juga mengajukan perubahan pengajuan yang menambahkan lebih banyak keluhan terhadap Twitter. Pengajuan diajukan di bawah meterai, namun dilampirkan dokumen whistleblower yang diserahkan Zatko, yang dijadwalkan memberikan deposisi pada 9 September kepada Senat AS.

Dilaporkan oleh The Verge, Surat penghentian kedua dari pengacara Musk ke Twitter yang dikirimkan kemarin dan diajukan ke SEC menjelaskan alasan penundaan tersebut. Menurut pengacara Musk, bukti yang diberikan Zatko lebih banyak alasan, selain klaim yang tercantum dalam surat penghentian asli yang dia kirim pada 8 Juli, untuk menentukan bahwa Twitter adalah pihak yang melanggar perjanjian pembelian mereka.

Hakim Kanselir Pengadilan Delaware Kathaleen McCormick belum memasukkan keputusan atas permintaan tersebut atau mengusulkan jadwal baru seperti permintaan dari kuasa hukum Musk.

Namun banyak pihak menilai bahwa alasan itu, hanya bagian dari usaha Musk untuk mengulur-ulur waktu mengingat ada kemungkinan strategi itu bisa memenangkannya.