Bagikan:

JAKARTA - Pada awal Mei lalu, Embracer Group AB (Embracer) menandatangani perjanjian untuk mengakuisisi studio pengembangan Crystal Dynamics, Eidos-Montréal, Square Enix Montréal, dari Square Enix dengan kesepakatan 300 juta dolar AS. 

Melanjutkan akuisisinya, pada Jumat, 26 Agustus, Embracer mengumumkan secara resmi bahwa mereka telah merampungkan semua kesepakatan akuisisinya. 

"Semua persyaratan untuk transaksi, termasuk persetujuan regulator, kini telah terpenuhi dan transaksi dapat diselesaikan. Oleh karena itu, Embracer hari ini menyelesaikan akuisisi," kata Embracer dalam pengumumannya.

Lebih lanjut, selain tiga studio di atas, perusahaan sekarang memiliki sejumlah kekayaan intelektual utama Square Enix, termasuk  Deus Ex, Tomb Raider, Legacy of Kain,  dan  Thief,  bersama dengan lebih dari 50 gim katalog lainnya

Perusahaan juga mengatakan bahwa akuisisi baru ini akan beroperasi di bawah label penerbitan baru yang dibentuk oleh Embracer, yang akan menjadi grup operasi ke-12 perusahaan, yang dipimpin oleh Phil Rogers, CEO Square Enix Eropa dan Amerika Utara. Namun, Embracer belum menyebutkan nama grup operasi tersebut. 

Baru-baru ini, Embracer Group mengumumkan pembentukan grup operasinya yang ke-11 yang bernama Embracer Freemode. Freemode dipimpin oleh CEO Lee Guinchard, seorang veteran gim dan wirausahawan selama 30 tahun. 

Melalui Embracer Freemode, perusahaan telah mengakuisisi tiga perusahaan gim, diantaranya adalah Tatsujin yang merupakan studio pertama Embracer yang berlokasi di Jepang. 

Studio selanjutnya yang diakuisisi adalah Bitwave Games, sebuah studio Swedia dengan hasrat untuk gim retro. Serta Gioteck satu merek aksesori game terkemuka di Eropa.

Dalam pengumuman yang berbeda di hari yang sama, perusahaan juga mengumumkan bahwa mereka telah mengakuisisi Middle-Earth Enterprises serta Limited Run Games dan Singtrix.