Setelah Diretas, Solana Berpotensi Hadapi Tuntutan Hukum dari Para Investor
Para investor Solana yang terdampak peretasan bisa tuntut pengembangnya, menurut firma hukum internasional RPC. (Solana)

Bagikan:

JAKARTA – Kripto Solana (SOL), telah jadi korban aksi peretasan yang terjadi pada 3 Agustus lalu. Solana harus kehilangan dana sebesar 5,2 juta dolar AS yang dicuri para hacker dari jaringannya. Tindakan ilegal tersebut merugikan sekitar 8.000 investor kripto SOL.

Permasalahan tersebut belum rampung, Solana disebut berpotensi menghadapi tuntutan hukum dari para investor yang terdampak. Hal tersebut disampaikan oleh Dan Wyatt dari firma hukum internasional RPC, dalam postingan di situs webnya.

Dia berpendapat, baik pengembang software Solana dan penyedia layanan eksternal mereka dapat dituntut jika terbukti pencurian dana dari dompet kripto pengguna disebabkan oleh kesalahan kode atau lemahnya sistem keamanan internal.

“Jika peretasan disebabkan oleh pengkodean yang rusak, perangkat lunak, atau kegagalan keamanan, pelanggan yang terkena dampak berpotensi mengajukan klaim terhadap pengembang atau penyedia layanan Solana,” kata Wyatt dikutip dari DailyCoin.

Pengacara tersebut memberikan contoh kasus Tulip Trading yang digugat oleh penggunanya karena pengembang gagal memberikan keamanan bagi penggunanya.

“Kasus Tulip Trading baru-baru ini telah membuka pintu untuk klaim di pengadilan Inggris terhadap pengembang yang gagal berhati-hati untuk tidak merugikan kepentingan pengguna, seperti dengan memperkenalkan cacat yang dapat membuat mereka rentan terhadap kerugian,” tambah Wyatt.

Dia mengatakan bahwa alasan yang sama ini dapat diterapkan pada penyedia layanan eksternal dari blockchain terdesentralisasi yang diluncurkan pada tahun 2020 di Swiss.

Sementara rekan senior Wyatt, Chris Witehouse menyatakan bahwa pengguna Solana yang terkena peretasan juga dapat memilih untuk mengajukan klaim terhadap peretas yang melanggar protokol keamanan jaringan.

Peretas tak dikenal yang menggondol cryptocurrency senilai lebih dari 5 juta dolar AS itu dapat dilacak lewat blockchain. Jika mereka dapat diidentifikasi akan ada kemungkinan untuk membekukan dana yang dicuri.

Opsi hukum lainnya bagi pengguna adalah meminta surat perintah pengungkapan terhadap platform kripto di mana aset-aset ini telah dipindahkan sebagai upaya untuk menemukan peretas yang terlibat dalam pencurian tersebut.

“Bahkan jika kesalahan oleh pengembang atau penyedia layanan pada akhirnya ditetapkan, pengguna harus tetap mempertimbangkan untuk mengambil tindakan cepat sekarang untuk memulihkan aset mereka dari peretasan pada saat pertama,” kata Whitehouse.